Mengatasi Oversupply, Blok JTB Siap Salurkan Gas ke Jawa Barat pada 2026

KANALSATU - Di tengah fluktuasi permintaan gas nasional, Blok Jambaran-Tiung Biru (JTB) terus berupaya mengoptimalkan produksi dan pengolahan gas melalui berbagai strategi pengelolaan dan kolaborasi. Proses pengolahan gas Blok JTB, yang dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu ini ini memiliki kapasitas maksimal produksi sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dengan produksi kondensat mencapai 2800 barel per hari.

Manajerr JTB Field, Agung Prabowo menjelaskan bahwa blok  Kondensat ini dikirim ke fasilitas Banyu Urip. “Meski mampu memproduksi 192 mmscfd, produksi kami saat ini disesuaikan dengan permintaan pasar. Misalnya, pada Mei dan Juni, kami berhasil mencapai kapasitas penuh, tetapi di bulan lain produksinya lebih rendah, sekitar 130-140 mmscfd,” jelas Agung Prabowo kepada media saat kunjungan ke proyek JTB di Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (11/9/2024) lalu. 

Saat ini, kondisi produksi di Jawa Timur mengalami oversupply gas. Dari total alokasi gas sebesar 172 mmscfd, sejumlah besar dialirkan ke pelanggan utama, yaitu PGN, yang memasok PLN serta sektor retail, serta PKG (Petro Kimia Gresik). “Kami juga berkolaborasi dengan PGN untuk memperluas jangkauan pasar retail, dan membantu memenuhi kebutuhan gas ketika KKKS lain sedang pemeliharaan,” tambahnya.

Agung juga menyoroti peran strategis JTB dalam memenuhi kebutuhan gas di Jawa Barat, yang saat ini masih kekurangan pasokan. Jika proyek pipa gas Cirebon-Semarang selesai pada 2026-2027, Jawa Timur yang mengalami oversupply akan dapat mendistribusikan gasnya ke Jawa Barat. "Proyek pipa ini akan menghubungkan produksi JTB ke wilayah Jawa Barat, di mana banyak industri yang masih bergantung pada LNG,” kata Agung.

Dari segi infrastruktur, fasilitas produksi JTB sudah mencapai kapasitas maksimum. Namun, demi menjaga stabilitas produksi, JTB mempertimbangkan beberapa langkah teknis seperti pemasangan kompresor tambahan untuk meningkatkan produksi, terutama setelah kontrak PEPC-JTB berakhir pada 2035. “Dari sisi teknis, kami optimis mempertahankan output hingga 192 mmscfd hingga 2037 dengan teknologi tambahan, jika diperlukan,” ujar Agung.

Selain itu, Blok Cepu juga terus dieksplorasi untuk menambah kapasitas lapangan gas lain yang sedang dalam tahap penggarapan. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen JTB dalam mendukung ketahanan energi nasional di tengah dinamika pasar gas dan pengembangan infrastruktur energi di Jawa.

PGN Siap Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II


Sementara itu, subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk bersama Anak Perusahaan yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) siap mendukung pemanfaatan Pipa Transmisi Gas Cirebon – Semarang Tahap II (Pipa Cisem Tahap II) yang diresmikan pembangunannya oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Senin (30/9/2024) lalu. Proyek Cisem Tahap II akan melengkapi Cisem Tahap I selesai dibangun pada tahun 2023 dan sudah beroperasi untuk memasok kebutuhan gas bumi di Kawasan Industri Kendal serta Kawasan Industri Terpadu Batang.

Melalui siaran pers resminya, Menteri ESDM Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Pipa Cisem II merupakan upaya akselerasi pemerintah dalam menarik investasi terutama di KIT Batang. Menurutnya, salah satu master plan yang dirancang adalah bagaimana menjadikan kawasan ini menjadi keunggulan yang komparatif dibanding kawasan industri lain. Di antaranya adalah dengan jalan toll, infrastruktur harus dibangun salah satu di dalamnya adalah infrastruktur  gas untuk bahan bakar. “Cisem I dan Cisem II semacam jalan toll, toll versi gas,” ujarnya.

Pipa Cisem II, lanjut Bahlil, merupakan bentuk kolaborasi pemerintah, BUMN dan swasta. “Diharap setelah pengelelasan ini nanti akan dikelola oleh PGN," ujar Bahlil. 

Proyek ini merupakan salah Proyek StrategIs nasoional ditetapkan oleh presiden Nomor 3 tahun 2016 dengan tujuan untuk mendukung penguatan infrastruktur energi nasional yang berkelanjutan serta menciptakan efisiensi dalam distribusi gas bumi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. 

Sumber gas proyek Cisem II berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) dan Long Term Plan (LTP) yang berasal dari potensi seluruh WK yang ada di wilayah Jawa Timur (WK Agung dan WK Bulu). Sedangkan untuk penerima manfaat dari pembangunan proyek Cisem II antara lain Kilang Cilacap, Kilang Balongan, berbagai industri di wilayah Jawa Barat, Jargas rumah tangga, serta tambahan kebutuhan dari Pupuk Kujang.

“PGN dan Pertagas sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina siap untuk mendukung pemanfaatan Pipa Cisem II. Tersambungnya Pipa Cisem I dengan Pipa Cisem II nantinya memberikan benefit yang besar terhadap pemenuhan gas bumi. Seperti yang cita-citakan oleh pemerintah, kami siap dalam hal pengelolaan, distribusi dan monetisasi gas bumi agar dapat menarik investor dan menumbuhkan perekonomian,” ujar Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko.

Arief menambahkan, PGN juga akan memiliki fleksibilitas penyaluran gas bumi khususnya dari Jawa Timur menuju pusat-pusat pasar baik yang berada di Jawa Tengah maupun Jawa Bagian Barat. PGN siap melakukan pengelolaan operasi dalam rangka menyediakan kepastian pasokan bagi market baik rumah tangga, usaha kecil, komersial industri sehingga perekonomian akan tumbuh seperti yang ditargetkan oleh pemerintah. (KS-5)

Komentar