Ciputra Hospital Surabaya Bisa Lakukan Live Surgery Metode Pembedahan MVD
KANALSATU - Sadar akan gaya hidup sehat, gejala aneh apapun yang muncul pada tubuh, mulai dari gatal-gatal sampai kedutan, saat ini sudah bisa diperiksakan ke dokter ahli.
Bahkan untuk kedutan misalnya, yang sering kita dengar atau bahkan pernah sampai ada yang mengeluhkan kedutan di wajah secara tiba-tiba, sekarang ini sudah bisa dianalisa dokder, dan bisa disembuhkan melalui berbagai metode pengobatan, atau operasi.
Selain berupaya menjalani gaya hidup sehat, gangguan kedutan ini sering terjadi dan mengganggu, sampai ada yang menyerang hingga separuh wajah, merot akibat kedutan, di bagian mata hingga pipi yang menarik wajah hingga sulit dikontrol, tentu inu mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun kini, khusus gangguan yang dinamakan Hemifascial spasme itu bisa disembuhkan dengan melakukan operasi melalui metode pembedahan Microvascular Decompression, atau biasa disebut MVD.
Operasi MVD ini kalau dulu harus ke luar negeri, sekarang sudah bisa dilayani di Ciputra Hospital Surabaya.
Menurut ahli bedah syaraf Rumah Sakit Ciputra Surabaya, dr. Agus Chairul Anab, Sp.BS (K), metode pembedahan Microvascular Decompression sangat aman bagi pasien penderita hemifascial spasme dengan gangguan neuromuskuler dan tingkat keberhasilan operasi ini mencapai 98%.
"Operasi ini sudah dikembangkan lebih dari 20 tahun, bahkan sudah lebih dari 2.000 pasien melakukan operasi. Dua hari pascaoperasi pasien sudah bisa pulang dari rumah sakit dan operasi ini sangat aman, 98% berhasil," katanya di sela memandu live surgery atau penayangan langsung operasi MVD yang dilakukan tim dokter Ciputra Hospital Surabaya terhadap seorang pasien perempuan penderita hemifasial spasme asal Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/9/2024).
Dikatakannya, metode pembedahan MVD bertujuan untuk memisahkan pembuluh darah dari saraf menggunakan bantalan khusus, sehingga dapat mengembalikan fungsi saraf wajah yang normal.
Luka sayatan operasi disebutkan hanya kurang lebih 1-2 cm, operasi rata-rata berlangsung 1-1,5 jam.
Agus menambahkan, meski gejala awalnya kedutan di wajah hingga wajah merot, namun banyak masyarakat yang menganggapnya terkena stroke, sehingga penanganannya berbeda.
"Penyebab utamanya sering kali terkait dengan tekanan pembuluh darah pada saraf wajah (nervus fasialis), yakni saraf nomor tujuh. Ini memang bukan penyakit, tetapi antara saraf no 7 dan pembuluh darah harusnya tidak nempel," jelasnya.
Sementara itu dalam operasi pembedahan MVD tersebut, dikerjakan oleh tim dokter Ciputra Hospital secara Live Surgery antara lain dr. M. Sofyanto, Sp.BS, dr. Agus Chairul A, Sp.BS(K) dan dr. Gigih Pramono, Sp.BS.
Tentu, tindakan teraebut dilakukan dengan teknologi live surgery, dan keluarga bisa terhubung dan menyaksikan bagaimana jalannya operasi yang dilakukan serta adanya komunikasi dua arah antara keluarga pasien dan dokter yang menjadi operator operasi.
Terkait besaran biaya operasi MVD, Direktur Ciputra Hospital Surabaya, dr. Siska Sindhuatmadja, menjelaskan kisarannya mencapai Rp100 juta hingga Rp150 juta, tergantung kondisi yang dialami pasien.
"Namun operasinya singkat, dan rawat inap sekitar dua hari sudah boleh pulang," ungkapnya.
Dia menambahkan, ada 4 layanan unggulan (Center of Excellence) yang dimiliki Ciputra Hospital Surabaya, yaitu:
Pertama, adalah Heart & Vascular, yang merupakan pusat pelayanan jantung dan pembuluh darah yang mencakup seluruh spektrum perawatan, mulai dari konsultasi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, hingga rehabilitasi.
Kedua, adalah Neuroscience, pusat layanan kesehatan untuk perawatan sistem saraf, meliputi otak, saraf tulang belakang, dan saraf tepi yang terdapat di seluruh bagian tubuh.
Ketiga, adalah Oncology, yakni pusat layanan kesehatan yang mencakup seluruh spektrum kanker, mulai dari deteksi dini (pemeriksaan Laboratorium, Radiologi, dan PET Scan) hingga perawatannya (Surgery, Chemotherapy, dan Radiotherapy).
Selain itu, lanjut Siska, Ciputra Hospital Surabaya juga bekerjasama dengan Singapore Medical Group (SMG), yaitu Ciputra SMG Curie Cancer Center untuk perawatan kanker.
Juga ada layanan khusus Women & Children, dengan menyediakan layanan perawatan ginekologi rutin, pelayanan kehamilan, persalinan, perawatan pasca melahirkan dan tumbuh kembang anak.
Di tempat yang sama, mantan penderita hemifascial spasme sekaligus Ketua Komunitas Brain Spine Indonesia dr. Lilih Dwi Priyanto, MMT., mengatakan teknologi kedokteran yang terus berkembang saat ini membuat masyarakat yang penderita hemifascial spasme memiliki harapan tinggi untuk sembuh.
Apalagi saat ini penanganannya tidak lagi melalui pembedahan besar pada bagian kepala yang menghabiskan waktu berjam-jam.
"Saya dulu dioperasi sekitar lima jam dan bekas operasinya masih membekas hingga sekarang. Kalau sekarang, satu jam sudah selesai dan bekas operasinya kecil tidak terlihat," ujar Lilih sambil memperlihatkan bekas luka operasi pada bagian belakang kepalanya.
Menurutnya, tindakan operasi merupakan satu-satunya cara untuk memulihkan kondisi penderita hemifascial spasme, tidak bisa dengan cara lain, seperti suntik botox atau akupuntur (tusuk jarum).
Pada kesimpulannya, gaya hidup sehat menghilangkan 'kedutan' sudah mulai dikenali masyarakat, dan jika dahulu untuk menyembuhkan harus ke luar negeri, saat ini bisa dilayanani di Ciputra Hospital Surabaya. (ard)