Konjen RI Ajak Pebisnis Cape Town, Afrika Selatan, Manfaatkan Peluang Bisnis Potensial di Indonesia

POTENSI BISNIS: Konjen RI Cape Town, Tudiono, berkolaborasi dengan berkolaborasi dengan Western Cape Business Opportunities Forum (WEBCOF), untuk menawarkan berbagai potensi bisnis kepada kalangan pebisnis Afrika Selatan. (dok/kip)

KANALSATU - Konjen RI Cape Town berkolaborasi dengan Western Cape Business Opportunities Forum (WEBCOF) untuk mengajak pebisnis di kawasan Afrika Selatan untuk manfaatkan peluangan bisnis di Indonesia.

Dalam rangka diplomasi ekonomi tersebut, KJRI Cape Town bersama WEBCOF, telah menyelenggarakan Business Forum bertajuk “Doing Business in Indonesia, Potential Products, Investment Projects and Business Events” Artscape Theatre, Cape Town, pada tanggal 17 Juli 2024.

WEBCOF adalah organisasi pengusaha dan UMKM setempat. Organisasi ini memiliki anggota 1.100 pemilik usaha, dan menjadi mitra KJRI Cape Town dalam pelaksanaan kegiatan business matching

Organisasi ini juga mempromosikan dan mengundang partisipasi para pengusaha Afsel pada kegiatan-kegiatan strategis seperti Indonesia-Africa Forum II, yang akan digelar di Denpasar, Bali pada 1-3 September 2024, Pasar Rakyat dan Festival Film Indonesia di Cape Town pada 9 November dan 10-11 November 2024. 

Business Forum dibuka oleh CEO WEBCOF, Ariefa Parkar. Dia menyampaikan bahwa WEBCOF merupakan forum untuk mendukung pengusaha terutama UMKM, dengan pemanfaatan jaringan kerja yang dimiliki dan berbagi informasi kesempatan usaha dengan berbagai pihak. 

Indonesia secara historis telah memiliki kedekatan dengan Afrika Selatan. Business forumdiharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral antar Indonesia dan Afrika Selatan, serta membuka kesempatan usaha bagi peserta yang hadir. 

Konjen RI Cape Town, Tudiono, menyampaikan update perkembangan ekonomi Indonesia yang saat ini konsisten terus tumbuh dengan baik sekitar 5.1% pada 2023, dan 2024 dengan penguatan sektor jasa dan manufaktor yang berkontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, masing-masing sebesar 2,9% dan 1,5%. 

Konjen RI Cape Town memasarkan produk-produk unggulan Indonesia, yaitu sejumlah rempah- rempah, kopi, kelapa sawit dan batik Indonesia. Khusus batik.

Bahkan Tudiono menyampaikan makna dari berbagai  motif batik seperti kawung, parang, sekar jagad, truntum, ulamsari, dan buketan. 

Makna ini semakin menjadi daya tarik peserta untuk mendalami lebih jauh. Batik salah satu favorit Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.  

Beliau, lanjutnya, menggunakan batik Indonesia dalam acara-acara kenegaraan. Batik di Afrika Selatan menjadi lebih dikenal sebagai “Madiba Shirts”, dan menjadi simbol kedekatan emosional Indonesia-Afsel yang berakar dari hubungan historis dan sosial budaya yang sangat dalam.

Sementara itu mengenai kelapa sawit, Konjen RI Cape Town menekankan keunggulan manfaat kelapa sawit yang mengandung karotin yang signifikan dalam mengatasi kekurangan vitamin A dibanding sejumlah buah-buahan dan sayuran.  

Kelapa sawit memiliki kandungan karotin 300X lebih tinggi dibanding tomat, 15 X kandungan karotin dibanding tomat, 3750X dibanding jeruk dan 1000X dibanding pisang.

Menurut data Kementerian Pertanian Indonesia, pada tahun 2023 Afrika Selatan telah melakukan impor minyak kelapa sawit Indonesia sejumlah US$383 juta. 

Diharapkan angka tersebut dapat ditingkatkan untuk tahun mendatang, utamanya produsen di Indonesia terbuka untuk pemberian skema white label

Pada sektor investasi, Konjen RI Cape Town menyampaikan kesempatan proyek-proyek investasi di Indonesia.

Salah satunya adalah proyek perluasan pelabuhan di Probolinggo, dan pembangunan sarana LNG di lokasi yang sama. 

Proyek investasi tersebut dinilai strategis mengingat angka Investment Rate of Return (IRR) untuk dua proyek tersebut mencapai 19% dan 14% di atas rata-rata IRR investasi lainnya. 

Sektor investasi lain yang disampaikan adalah perkembangan IKN, yang saat ini masih dalam proses pembangunan. 

IKN akan menjadi Ibukota mengedepankan ketahanan lingkungan hidup, yang merupakan isu penting bagi Afrika Selatan pula. Sehingga undangan disampaikan pula kepada investor yang kiranya tertarik untuk bekerja sama pada proyek IKN tersebut. 

Pada forum bisnis juga disampaikan informasi mengenai sejumlah BUMN terkemuka Indonesia seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan BioFarma. 

Khusus BioFarma, BUMN ini telah menjalin kerja sama dengan mitra sektor keseatan setempat, BioVac dan Afrigen untuk pengembangan teknologi produksi vaksin. 

Forum bisnis berjalan efektif dan produktif. Acara tersebut dihadiri oleh 31 pengusaha termasuk pemilik UMKM dari berbagai sektor, seperti food and beverages, shipping, furniture, dan perbankan. 

Para peserta antusias dan tertarik pada produk seperti kopi dan kelapa sawit dengan skema white label, dan kerja sama potensial dengan PT PAL. Diantara mereka juga berkomitmen untuk hadir pada IAF II. 

Selanjutnya KJRI Cape Town akan membuka counter ekonomi yang dinamakan “Meet and Match”. Counter ini akan memfasilitasi buyer, importir maupun calon investor setempat untuk menjembatani kerjasama termasuk transaksi bisnis dengan mitra di Indonesia.

Untuk menjaga kesinambungan, Konjen RI  juga mengundang mereka dalam kelompok lebih kecil sekitar 7 orang setiap minggu atau 2 minggu sekali untuk pendalaman bisnis sambil menikmati kuliner Indonesia di Wisma. (ard)

Komentar