Produsen Baja Ringan Optimistis Penjualan Tumbuh di Atas 20 Persen
Edukasi Gandeng Universitas
KANALSATU – Pasar baja ringan di tanah air di awal tahun 2024 masih lesu. Pengusaha berharap ada dukungan dari pemerintah untuk bisa melibatkan produk dalam negeri dalam proyek-proyek strategis pemerintah.
”Pasar baja ringan di tahun 2024 setelah pemilihan presiden ini masih agak lesu. Pengusaha masih menunggu kebijakan di era pemerintahan baru seperti apa. Kemudian ditambah lagi sekarang juga bertepatan Bulan Ramadan,” kata Direktur PT Kencana Maju Bersama, Susanto seusai penandatanganan MoU di SIMT ITS, Surabaya, Selasa (2/4/2024).
Diharapkan kondisi akan kembali membaik pada pertengahan tahun ini.
Dikatakan Susanto, agar pasar baja ringan kembali bergairah dibutuhkan dukungan pemerintah terutama pada proyek-proyek besar seperti pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara). ”Kami berharap bisa dilibatkan untuk ikut berkontribusi juga di IKN,” ujarnya.
Secara umum, pasar baja ringan pada tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen dibandingkan 2022. Dengan dukungan pemerintah, diharapkan pertumbuhan penjualan baja ringan tahun ini bisa lebih dari 20 persen.
Selain masih belum bergeraknya pasar, kehadiran produk baja ringan palsu juga berimbas pada penjualan. Menurutnya, masyarakat masih perlu diedukasi tentang produk baja ringan yang baik dan benar.
”Produk banci (palsu) sebenarnya sudah ada sejak 15 tahun lalu tapi semakin masif di lima tahun terakhir. Apalagi sekarang makin banyak home industry seperti bengkel-bengkel yang memproduksi baja ringan dan tidak ada pengawasan dari pemerintah. Karena itu edukasi harus terus dilakukan,” jelasnya.
Sebagai bagian dari edukasi, PT Kencana Maju Bersama berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk untuk meningkatkan kerja sama di bidang industri. Kali ini, Kencana melakukan penandatanganan penandatanganan dokumen kerjasama (MoU) dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (SIMT ITS).
”MoU dengan SIMT ITS ini dilakukan untuk menjalin kerjasama mengenai produk-produk baja ringan yang ada di market seperti apa. Sekarang banyak produk baja ringan di pasar tidak sesuai standar nasional Indonesia sehingga membahayakan masyarakat,” kata Susanto.
Susanto menuturkan, pihaknya ingin mendidik mahasiswa lebih mengerti tentang produk-produk konstruksi. Tidak hanya baja ringan tetapi juga produk yang lain. ”Kami harapkan anak-anak muda nanti mengerti tentang produk yang baik dan tidak merugikan masyarakat,” jelasnya.
Selain dengan SIMT ITS, Kencana juga sudah melakukan kerjasama dengan beberapa universitas lain seperti Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas 17 Agustus Surabaya.
Tidak hanya antara Kencana, Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI) juga melakukan penandatanganan MoU dengan PII. ”Kerjasama antara HAPI dengan PII ini dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM di PII,” tutur Ketua Umum HAPI Muhammad Soleh. (KS-5)