Proyek Tembaga Tujuh Bukit Catat Kenaikan Sumber Daya Terindikasi sebesar 71 Persen
Berdasarkan laporan Mineral Resource Estimate (MRE), Proyek Tembaga Tujuh Bukit milik PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX:MDKA) yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur, per Maret ini, mencatatkan kenaikan signifikan sumber daya terindikasi (indicated resources) sebesar 755 juta ton. Peningkatannya mencapai lebih dari 300 juta ton dari sumber daya terindikiasi sebelumnya yaitu 442 juta ton.
Total kandungan sumber daya mineral (terindikasi/indicated dan tereka/inferred) proyek ini, meningkat dari 1,706 menjadi 1,738 miliar ton dengan kandungan tembaga 0,47 persen dan emas 0,5gr/ton. Peningkatan jumlah sumber daya mineral ini mengonversi sumber daya mineral terindikasi dari 2,7 juta ton tembaga menjadi 4,5 juta ton tembaga dan dari 9,4 juta ounces emas menjadi 16,1 juta ounces emas.
Sehingga, total sumber daya mineral Proyek Tembaga Tujuh Bukit dari yang semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, saat ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas.
”Kenaikan signifikan sumber Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang dikembangkan Grup Merdeka, menjadi bukti komitmen kuat transformasi unit bisnis dari proyek dan operasi yang sedang berjalan saat ini, menuju proyek-proyek dan operasi tambang prestisius kelas dunia dengan umur tambang yang panjang,” kata General Manager Merdeka Copper Gold, Tom Malik.
Selain temuan sumber daya, Merdeka Copper Gold juga tengah melakukan proses eksplorasi yang cukup masif di sekitar operasi yang berizin, untuk terus menemukan potensi-potensi sumber daya mineral lainnya dengan cara yang efektif dan efisien.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase pra-produksi. Merdeka memiliki 100 persen saham dalam proyek yang terletak di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur yang dioperasikan oleh anak perusahaan, PT Bumi Suksesindo.
Sejak 2018, Merdeka telah menginvestasikan USD 176 juta untuk studi kelayakan yang terperinci, termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis, dan studi pra-kelayakan (Pre-feasibility study atau PFS) yang rampung pada Mei 2023.
PFS tersebut menegaskan manfaat ekonomi yang tinggi untuk pengembangan tambang bawah tanah ini, yang berumur panjang dan signifikan secara global dengan pendekatan bertahap.
Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 112 ribu ton tembaga dan 366 ribu ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
Tom Malik menyatakan, saat ini, Merdeka fokus mengoptimalkan kinerja dan memulai menyusun bankable feasibility study yang dapat lebih diandalkan. Optimalisasi tersebut mencakup pengembangan metalurgis untuk meningkatkan perolehan logam yang dapat diekstrak dari bijih dan meningkatan kualitas bijih yang ditambang.
”Tentunya, di dalam implementasinya, Merdeka berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya-upaya keberlanjutan, mengambil langkah-langkah inovatif, dan menjaga standar tinggi dalam praktik-praktik ESG,” pungkasnya. (KS-5)