KPPU Minta Pemerintah Gerak Cepat Redam Lonjakan Harga Bapok
KANALSATU - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Jatim Dendy Rahmad Sutrisno minta pemerintah daerah gerak cepat mengantisipasi terjadinya kenaikan permintaan yang akan berdampak melonjaknya harga berbagai kebutuhan pokok.
Seperti diketahui saat ini terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, khususnya beras.
"Kami berharap, teman-teman di pemerintah kota dan provinsi sejak dini harus mengantisipasi naiknya permintaan, khususnya menjelang Ramadhan dengan pasokan lebih cepat. Karena ini menjadi sinyalemen," ungkap Dendy Rahmad Sutrisno usai melakukan tinjauan pasar di Pasar Wonokromo Surabaya, Senin (12/2/2024).
KPPU, dikatakan Dendy secara kontinyu telah melakukan tinjauan lapangan, khususnya menjelang hari besar seperti Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, juga disaat menjelang Natal dan Tahun Baru. Langkah ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok di Surabaya dan sekitarnya.
Dari pantauan yang dilakukan hari ini, KPPU menemukan bahwa secara umum memang ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, khususnya beras, baik medium maupun premium.
Saat ini rata-rata kenaikan harga beras premium sudah mencapai Rp 1.000 per kilogram, dari harga Rp 15.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg. Sementara beras yang harga Rp 16.000 per kg menjadi Rp 17.000 per kg.
Kenaikan ini diamini oleh Sub Kordinator Bahan Pokok Disperindag Jatim Mulki Hidayat, bahwa untuk komoditas beras memang telah terjadi kenaikan sejak awal tahun kemarin. Sempat melandai sebentar tetapi mulai taggal 20 Januari 2024 kemarin harga kembali naik.
Untuk beras medium, kenaikan dikisaran Rp100-125 per hari, sementara beras premium, naiknya sampai dengan Rp500 per hari. Disperindag Jatim mengimbau agar seluruh kabupaten kota tetap fokus melakukan pengendalian beras di setiap kegiatan baik melalui kegiatan operasi pasar, ataupun pasar murah karena dibanding 14 hari yang lalu selalu ada kenaikan per harinya walaupun tidak terlalu banyak.
"Apalagi komoditi ini memiliki andil paling besar terhadap inflasi pangan," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Peternakan Jatim Nur Iswanto mengatakan, untuk komoditas daging sapi, daging ayam broiler dan telur ayam broiler juga mengalami sedikit kenaikan, tetapi ia memastikan bahwa stok cukup aman hingga Ramadan dan tidak ada kekurangan.
Untuk harga daging sapi di pasar Wonokromo mencapai Rp120.000 per kg, sementara rata-rata Jatim Rp 116.900 per kg, masih jauh dari harga Harga Acuan Pembelian (HAP) Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebesar Rp130.000-140.000 per kg.
Untuk daging ayam di pasar Wonokromo Rp 31.000 per kg, tetapi di Jatim ada daerah yang lebih tinggi sehingga rata-rata Jatim mencapai Rp33.000 per kg, jauh dari harga HAP Bapanas Rp 36.750 per kg. Sedang telur ayam Rp 27.000 per kg sama dengan harga HAP Bapanas. Tetapi untuk stok masih aman hingga Ramadan dan Idul Fitri, termasuk di daerah sentra seperti Tulungagung, Blitar dan Malang Raya.
"Harapan kami, kalaupun ada kenaikan untuk komoditas telur, puncaknya tidak sampai diatas Rp30.000 per kg sehingga Pemprov Jatim menggelar pasar murah di lima Bakorwil di seluruh Jatim. Kalau kenaikan permintaan yang terjadi biasanya tidak sampai 10 persen," katanya.
Menanggapi kenaikan berbagai harga tersebut, Kadis Dinkopumdag Kota Surabaya Dewi Suryawati mengatakan saat ini di lima pasar Surabaya yang menjadi acuan, yaitu Pasar Wonokromo, Pasar Pucang, Pasar Genteng, Pasar Tambakrejo dan Pasar Soponyono, memang ada kenaikan harga untuk sejumlah komoditas pangan, khususnya beras.
Tetapi sebenarnya di lima pasar tersebut sudah ada gudang TPID yang bertugas menjaga kestabilan pasokan bahan pokok. Pembentukan gudang TPID ini dibantu oleh Bulog sebagai langkah stabilisasi harga beras.
"Target kami di tahun ini, akan ada 10 gudang lagi yang akan dibuka di pasar lainnya di seluruh Surabaya. Dan saat ini masih dalam proses," katanya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Surabaya Sugeng Hardono mengatakan, kekosongan stok untuk beras medium, khususnya yang dari Bulog dipicu distribusi. Saat ini Bulog tengah melakukan pelebaran cakupan atau covered area distribusi serta peningkatan volume distribusi beras medium ke sejumlah titik.
Ia menegaskan, jika biasanya rata-rata pengiriman mencapai 2 kali dalam seminggu, maka saat ini ditambah sesuai permintaan pasar. Oleh karena itu, Bulog melakukan evaluasi lagi untuk menentukan pola distribusi agar tidak terjadi keterlambatan.
"Artinya, hanya proses distribusi yang harus kita percepat lagi agar kepastian untuk mendapatkan beras dan keterjangkauan harga bisa dirasakan masyarkat. Karena secara stok masih sangat mumpuni," tandas Sugeng Hardono.
Stok beras medium di Bulog saat ini mencapai 28.000 ton, masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 7 bulan untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo dan Gresik karena kebutuhan dalam setiap bulan mencapai 3.000 hingga 4.000 ton.
"Dan untuk mengisi kekosongan stok di Pasar Wonokromo, hari ini juga akan kami kirimkan 8 ton beras medium," pungkasnya. (KS-5)