Atlet Ju-Jitsu Jatim Mengadu ke KONI, Minta Pelatih Diganti
KANALSATU - Beberapa atlet cabang olahraga (cabor) Ju-Jitsu Jawa Timur (Jatim), yang mengikuti babak Kualifikasi PON Aceh-Sumut 2024 mengirim surat pengaduan ke KONI Jatim. Surat tersebut, sebagai bentuk aspirasi dan pengaduan atlet agar pelatih Ju-Jitsu dirombak.
Diketahui, para Atlet Ju-Jitsu yang menandatangani surat aspirasi dan pengaduan atlet diantaranya, Ilma Yeni Megawati, Steffany Kinky, Deva Bagus Setyo Wicaksono, Alfonsus Michael, Atika Islafiyatur, Imam Mastur, Gilang Surya Saputra dan Muhammad Fadel.
Hal ini, menyusul akan dilaksanakan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim proyeksi PON Aceh-Sumut 2024.
Berdasarkan, surat yang dikirim ke Ketua Umum KONI Jatim, ke delapan orang atlet yang menandatangani surat tersebut menjelaskan, demi kesuksesan cabor Ju-Jitsu Jatim pada PON Aceh-Sumut 2024 nanti, para Atlet berharap ada perombakan struktur pelatih Jujitsu.
Hasil evaluasi Puslatda, sebelumnya yang sudah dijalani para atlet Jujitsu pada tanggal 14 Januari – 20 Februari 2023 latihan terpusat di Universitas Adibuana Surabaya, 21 Februari – 29 Juli 2023. Kemudian, latihan mandiri di kabupaten/kota pada, 1 Agustus – 24 Oktober 2023.
Dikutip dari isi surat tersebut, beberapa hal besar yang menjadi evaluasi kepelatihan selama pemusatan latihan BK PON yaitu, skill, profesionalitas dan komunikasi.
Suara Atlet:
Ilma Yeni Megawati, wakil dari atlet Ju-Jitsu mengatakan, skill pelatih terutama dari segi teknik sangat kurang dalam melatih untuk persiapan pertandingan se level PON, hal ini menjadikan atlet tidak berkembang dengan baik, bahkan cenderung menurun selama melaksanakan pemusatan BK PON.
Kurangnya kepedulian pelatih, dalam memahami karakter bertanding atlet secara mendalam. Selalu, memaksakan karakter bertanding yang tidak sesuai dengan atlet, membatasi atlet untuk melakukan eksplore.
Efisiensi dan Efektifitas latihan yang kurang, dimana jam latihan terlalu lama namun minus optimalisasi dan volume pada latihan. Latihan teknik Newaza dan Fighting Syistem tidak memiliki arah dan tidak terprogram dengan jelas.
Komunikasi, yang terjalin antara atlet dan pelatih adalah komukasi satu arah dari pelatih kepada atlet. Hal ini, membuat atlet dan pelatih tidak memiliki kemistri dan kedekatan bahkan ada kesenjangan yang terjadi antara atlet dan pelatih.
Seringkali terjadi intimidasi berupa ancaman degradasi tidak berdasar yang membuat atlet kurang nyaman, merasa tertekan, dan bahkan merasa ketakutan selama berlatih.
Adapun beberapa hal yang diyakini para atlet Ju-jitsu merupakan kesalahan fatal yang dilakukan pelatih di ajang pertandingan BK PON. Diantaranya:
Pelatih tidak mengerti Game Plan Atlet. Pelatih kurang fokus mendampingi atlet bertanding, dimana keputusan yang diambil wasit salah atau tidak sesuai rules tapi pelatih tidak melakukan challange yang menyebabkan kekalahan di kubu Jawa Timur.
Pelatih gagal melakukan challange. Pelatih kurang dalam melakukan briefing dan manajemen atlet sebelum pertandingan.
Dan masih banyak lagi dari hal-hal lain dari apa yang para atlet sampaikan di atas. Sehingga diperlukan adanya perombakan kepelatihan, terutama pada pelatih Newaza System dan Fighting Syistem.
Isi Surat:
Pengaduan Atlet tersebut yang disampaikan kepada KONI Jawa Timur, merupakan langkah terakhir, mengingat sebelumnya aspirasi sudah pernah disampaikan oleh atlet pada induk cabang olahraga yaitu PBJI Jawa Timur sebanyak 5 (lima) kali. Dimana 2 (dua) kali melalui diskusi Via WhatsApp Video Call dengan ketua Bidang dan Manajer Tim, lalu untuk yang ke 3 (tiga) kali melalui pertemuan tatap muka yang dihadiri Manajemen Tim dan Ketua Umum PBJI Provinsi Jawa Timur.
Kami berharap, aspirasi yang kami sampaikan ini dapat diterima dan diberikan solusi yang terbaik oleh KONI Provinsi Jawa Timur. Mengingat PON adalah multievent terbesar di Indonesia, atlet – atlet yang berlaga membela Jawa Timur bukanlah semata-mata hanya mewakili cabang olahraga masing-masing, tetapi lebih besar daripada itu yang dibawa adalah martabat dan harapan seluruh masyarakat Jawa Timur, demi prestasi yang gemilang, maka mengusahakan semua yang diperlukan, sehingga atlet bisa berlaga dengan kemampuan maksimal baik secara teknik, fisik, mentalitas, dan psikologi adalah tanggung jawab semua.
Selain itu dalam surat tersebut menjelaskan, para atlet juga mengusulkan nama calon pelatih pengganti yang layak mendapat rekomendasi untuk Puslatda PON Aceh-Sumut 2024. Di antaranya, Yunus Junior Poays sebagai pelatih Newaza System dan Danang Wiliam sebagai pelatih Fighting Syistem. (ega)