Penggerak Hilirisasi dari Kota Santri

Progres pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik.

 

KANALSATU – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan hilirisasi mineral. Tidak hanya memberi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional, proyek hilirisasi ini juga membukakan kesempatan bagi putra putri di daerah masing-masing untuk berkarya memberikan kontribusi bagi negeri.

PT Freeport Indonesia (PTFI) memulai proyek Pembangunan smelter di Manyar, Gresik sejak tahun 2018 setelah menerima Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Pemerintah Indonesia yang memungkinkan PTFI untuk tetap beroperasi di wilayah pertambangan mineral Grasberg hingga 2031. Dalam IUPK tersebut, disebutkan bahwa PTFI memiliki hak perpanjangan operasi hingga 2041, dengan syarat PTFI menyelesaikan pembangunan smelter baru dan memenuhi kewajiban perpajakan kepada Pemerintah Indonesia.

Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate) ini akhirnya juga membukakan kesempatan bagi Abdul Rozak untuk bisa kembali ke kampung halamannya.

Rozak mengatakan, Ia sudah bekerja meninggalkan daerah asalnya selama sekitar 15 tahun. Mulai tahun 2008, Ia merantau ke Jakarta. Di perusahaan tempatnya bekerja Ia banyak mengerjakan proyek pembangkit listrik. ”Waktu di Jakarta itu, tahun 2014  saya juga punya kenalan yang bekerja di PT Freeport di Papua,” kata Rozak.

Dari situ Ia mendapat informasi tentang PTFI. Sejak saat itu Ia mulai memiliki cita-cita untuk bisa bekerja di PTFI.

Waktu berlalu, pada tahun 2020 Ia mendapatkan informasi bahwa PTFI akan membangun proyek smelter di Gresik. Kebetulan, perusahaan kontraktor tempatnya bekerja mendapatkan pekerjaan pemasangan tiang pancang di laut untuk pembangunan dermaga. Ia pun ikut mengerjakan proyek tersebut selama sekitar enam bulan.

Setelah proyek tersebut selesai, Ia pun kembali merantau. Hingga alumnus jurusan listrik SMK Negeri 1 Cerme, Gresik ini mendapat informasi dari desa tempat tinggalnya bahwa di PTFI ada kewajiban untuk merekrut tenaga kerja dari desa sekitar proyek pembangunan. Kebetulan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

”Setahu saya, 60 persen karyawan organik harus dari Kota Gresik. Kebetulan desa asal saya, Manyar Rejo ini merupakan satu dari sembilan desa terdekat,” tuturnya. Ia ingat betul, proses rekrutmen dilakukan mulai 20 Februari 2023. Mulai dari dari verifikasi data, psikotes, hingga wawancara dan medical check up berhasil dilewati. Hingga akhirnya pada 7 Juli 2023, diumumkan bahwa Ia lolos seleksi dan mimpinya untuk bisa bekerja di PTFI akhirnya tercapai.

Dengan bekerja di PTFI yang notabene dekat dari rumah, Rozak mengaku lega. Baginya, walaupun ada banyak kelebihan finansial yang didapat saat bekerja di rantau, namun tetap tidak bisa menggantikan kenikmatan dekat dengan keluarga.

Apalagi pada 2020 Ia memulai hidup berumah tangga dengan perempuan yang juga asli Gresik. Tentu keinginan untuk bisa dekat dengan keluarga semakin kuat.  ”Tentunya saya bersyukur bisa bekerja di PT Freeport, bisa berkumpul dengan keluarga juga,” ujar pria kelahiran 1988 ini.

Kehadiran PTFI menurut Rozak memiliki banyak imbas positif. Selain dalam hal perekrutan tenaga kerja, perekonomian warga sekitar juga ikut terangkat. Dengan banyaknya pekerja yang bekerja di PTFI, tentunya membuka kesempatan bagi warga sekitar untuk membuka warung makan, toko, hingga kos-kosan untuk karyawan dan pekerja di sana.

Meskipun merasakan banyak imbas positif, Rozak menilai kehadiran PTFI tetap seperti dua sisi mata uang. Selain imbas positif, ada juga hal lain yang menimbulkan kekhawatiran baginya. Kehadiran perusahaan sebesar Freeport pasti banyak menyerap tenaga kerja dari berbagai wilayah yang membawa budaya masing-masing.

”Nah di sini saya harap PTFI bisa tetap menjaga budaya Gresik sebagai Kota Santri. Selain menjadi kota penggerak energi tapi tetap menjadi salah satu perusahaan yang menjaga budaya lokal. Identitas Gresik sebagai Kota Santri jangan hilang,” ujarnya berharap. PTFI diharapkan bisa tetap menghidupkan kegiatan keagamaan di Kota Gresik melalui bantuan maupun program-program CSR yang dimiliki.

 

Serap 150.000 Tenaga Kerja

Superintend External Comunication PTFI Sari Esayanti menyebutkan, setelah smelter Manyar beroperasi, maka Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. ”Pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dan rencananya akan ditambah 300 ribu ton pada pengembangan produksi yang saat ini sedang berjalan,” kata Santi.

VP Communication PTFI, Katri Kisnati menambahkan, Smelter Gresik nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550 ribu ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.

Selanjutnya, smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton per tahun. Kemudian, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600.000 ton per tahun.

Tak hanya menghasilkan katoda tembaga, produk sampingan lain juga akan dihasilkan oleh smelter ini mulai dari produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6.000 ton per tahun, asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150.000 ton per tahun.

Nantinya, total kapasitas pengolahan konsentrat smelter pada 2024 akan mencapai 3 juta dmt/tahun.

Dengan gabungan kapasitas dari smelter baru dan Smelting Gresik, maka konsentrat PT Freeport Indonesia telah diolah 100 persen di dalam negeri.

Selain mendukung hilirisasi yang sudah diprogramkan pemerintah, pabrik tembaga milik PTFI ini juga mendukung pengurangan pengangguran. Smelter anyar ini juga akan menyerap sebanyak 150.000 pekerja. Dari keseluruhan jumlah tenaga kerja tersebut, 98 persen merupakan tenaga kerja Indonesia dan 50 persen di antaranya adalah pekerja dari Jawa Timur.

Dengan banyaknya tenaga kerja yang bisa terserap tentu akan mampu meningkatkan perekonomian suatu daerah dan mengangkat kesejahteraan masyarakat. Tentunya akan ada banyak Abdul Rozak-Abdul Rozak lain yang bisa berkarya dan berkontribusi bagi daerah dan bangsanya. (KS-5)

 

Komentar