Melacak Gadget 'Pindah Tangan' dengan 'Satu Tangan'

Oleh: Rusman Madjulekka*

KANALSATU - “KALAU anda menerima panggilan atau permintaan untuk mentransfer sejumlah dana dari nomor ponsel ini, mohon jangan dilayani. Karena itu bukan saya…!”

Demikian notifikasi yang dikirimkan Muhamad Aras, seorang kawan, yang masuk ke telepon selular (ponsel) dan akun media sosial saya.

Pesan bernada warning tersebut sering kita jumpai beredar di dunia maya. Pengirimnya diketahui panik. Bingung. Cemas dan hanya bisa curhat. Tanpa tahu harus berbuat apa. 

Nasib naas yang menimpa Aras sesungguhnya jamak terjadi di masyarakat. Banyak Aras-aras lainnya. Atau mungkin anda juga pernah mengalaminya? Responnya pun bermacam-macam. Tidak sedikit yang bersedia mengabarkan kehilangan ponselnya ke platform media sosial. Terbuka, terang-terangan. Meski ada juga yang sebatas ‘bisik-bisik’, karena menganggap musibah itu sebagai aib.            

Selama ini di era teknologi komunikasi, ada dua yang paling dikuatirkan pemilik atau pengguna ponsel (telepon selular). Rusak dan hilang. Kalau rusak, cukup dibawa ke service center. Selesai urusan. Aman dan tak ribet. Sampai-sampai ada candaan: “hanya SEL-nya yang perlu diganti. Maksudnya, SELuruhnya…hehe.”

Tapi bagaimana kalau perangkat gadget hilang alias “berpindahtangan” ke orang yang tidak berhak? Tentu saja bikin pusing tujuh keliling. Selain urusannya tidak sesimpel gadget rusak, juga efeknya bisa berdampak kemana-mana. Ada rasa cemas dan was-was. Terbayang data pribadi, informasi, foto/gambar, dan dokumen penting dalam gadget yang raib itu disalahgunakan, dijual, digunakan untuk memeras, mengancam dan hal-hal lainnya yang mengkuatirkan.  

Bicara kehilangan, tentu saja tak seorangpun yang menginginkannya. Tapi yang namanya bala, siapa yang bisa menolak? Nah, bagi Anda pemilik gadget yang ingin tetap merasa aman dan nyaman, kini bisa memakai aplikasi KASA. KASA adalah aplikasi karya anak bangsa berbasis teknologi android, diciptakan untuk membantu masyarakat tetap mobile dan beraktifitas di luar rumah tanpa rasa cemas. 

“Kami menfasilitasi ini dengan harapan seluruh pemilik gadget dapat beraktifitas tanpa was-was dan cemas karena kami menyediakan layanan untuk memonitor apabila perangkat gadget-nya telah berpindah tangan ke orang lain tanpa sepengetahuanya,” kata Sawedi Muhammad, CEO Kasa, yang memperkenalkan aplikasi tersebut.

Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini melanjutkan, secara umum aplikasi ini bisa memberi ketenangan dan kenyamanan bagi penggunanya yang merupakan faktor penting terutama dalam kebangkitan ekonomi dengan 3G yaitu Gercep, Geber, dan Gaspol. 

“Kami hadir menawarkan aplikasi KASA karena perangkat gadget sudah menjadi kebutuhan primer dan keberadaannya tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-sehari. Memiliki aplikasi KASA berarti memiliki kenyamanan dan rasa aman sekiranya gadget berpindah tangan ke mereka yang tidak berhak."

Berawal dari keterpurukan ditambah badai pandemi yang menghantam sendi-sendi perekonomian, _Co-Founder & CEO_ Kasa Sawedi Muhammad dkk berusaha mencarikan solusi untuk bangkit dengan turut membantu ekonomi nasional melalui KASA. 

“Sebagai sebuah platform yang menjadi bagian dari ekomomi kreatif, kita sangat terdampak oleh pandemi dan dihadapkan pada dua pilihan. Kita memilih untuk diam atau melakukan sesuatu agar bisa membantu masyarakat dan pelaku usaha untuk keluar dari ancaman kerugian ekonomi,” ungkap Sawedi. Senada dengan Sawedi, _Founder_ Kasa Sahman AT, ingin menjawab kegelisahan dan kecemasan yang dirasakan masyarakat, terutama pemilik gadget.

“Banyak laporan dan informasi yang kami terima kehilangan gadget. Namun kami bukan aparat penegakan hukum, tidak bisa mengkurasi informasi mana yang benar. Lalu banyak sekali yang mengaku menderita kerugian dan bisnisnya yang gagal dan tidak bisa _survive_. Kita coba tumbuhkan harapan mereka, bahwa kehilangan gadget bukan berarti kiamat,” katanya.

Payung

Nama Kasa sendiri diambil dari bahasa Jepang yang berarti payung. Diceritakan, bahwa sang founder rupanya terinspirasi saat berada di negeri sakura dan saat itu mengalami peristiwa gadget salah seorang kawannya telah berpindahtangan ke orang lain. Tapi kemudian bisa dilacak.

Dengan sentuhan anak bangsa, lahirlah Kasa. Aplikasi berbasis android yang dapat diinstall pada playstore melalui perangkat seluler. Kasa berfungsi menyimpan data pemilik dan data gadget sesuai formulir isian yang telah disediakan fiturnya.  

Dengan begitu, apabila gadget  yang terdaftar tersebut ditemukan dan diduga bukan di dalam penguasaan pemilik atau sedang berada di dalam penguasaan orang lain, maka gadget tersebut dapat dilakukan pelacakan dengan berbasis pada nomor International Mobile Equipment Identity atau IMEI. Jadi, cukup dengan ‘satu tangan” atau dari genggaman kita sudah bisa melacak perangkat gadget yang “pindah tangan”.     

Dalam operasinya, telah didesain sehingga tidak saling menghubungkan para pengguna aplikasi untuk melakukan komunikasi secara langsung kepada sesama pengguna aplikasi ini. Tetapi penyedia jasa dapat memberikan informasi yang diminta oleh setiap pengguna aplikasi ini untuk mengkonfirmasi identitas setiap gadget yang sudah teridentifikasi di dalam sistem layanannya apabila diperlukan oleh pengguna.

Lalu, bagaimana prosedurnya? Tidak ribet. Anda cukup mendaftar dengan memberikan dan/atau menggunakan informasi yang akurat. Misalnya, nomor telepon seluler anda saat ini serta nomor telepon seluler lain yang tidak ikut di dalam perangkat gadget yang akan didaftarkan. 

Selain itu pihak admin juga nanti meminta data pendukung yang lainnya sesuai dengan formulir aplikasi yang tersedia dengan tujuan untuk lebih memastikan identitas dari pengguna aplikasi serta gadgetnya. 

Namun bagaimana bila seseorang melakukan penggantian nomor telepon selulernya? Pengguna aplikasi diminta segera melakukan pembaharuan nomor telepon selulernya itu dengan menggunakan fitur yang ada dalam aplikasi. 

“Dan yang pasti, tidak ada batasan usia yang dipersyaratkan untuk mendaftar pada aplikasi Kasa. Sepanjang data yang dibutuhkan di dalam formulir pengisian dapat diisi dengan benar dan dapat dipertanggung jawabkan,” tandas Sawedi. 

Surabaya, 7 Januari 2023

Penulis: 
*Pemerhati Ekonomi Kreatif Nasional

Komentar