Noken, Rajutan Alam Papua

Noken simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua

KANALSATUApa itu noken? Mengapa orang berburu noken untuk dijadikan sebuah souvenir yang menarik? Bagaimana pembuatannya? Apa kegunaan dan filosofinya? Itulah pertanyaan setiap kali kita berkunjung ke tanah Papua selalu dimanjakan oleh pernak-pernik tas tradisional disetiap jalan dijual bergantungan.

Tas tradisional kerajinan Mama-mama (Ibu-ibu) Papua yang kerap diperjualbelikan di sepanjang jalan bahkan setiap sudut-sudut kota yang kita singgahi digelaran Pekan Olah Nasional Papua 2021 menjadi salah satu souvenir yang paling diburu para wisawan.

Bagi masyarakat Papua, Noken bukan hanya sekedar tas tradisonal terbuat dari berbagai bahan alami yang ada disekitar tempat tinggalnya. Lebih dari itu, Noken mempunyai arti yang khusus sebagai simbol nilai nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Noken adalah sebutan untuk deretan pemakaian nama tas serbaguna di lebih dari 250 suku di Papua. Dahulu noken tidak dapat dibawa oleh sembarang orang tetapi hanya orang ternama, yang memiliki kuasa, dan pihak berada. Namun, seiring berjalannya waktu, noken dapat digunakan oleh masyarakat luas dan berbagai kalangan.

Seperti dikutip oleh salah satu Arkeologi Universitas Cendrawasih Papua, Hari Suroto bahwa banyak filosofi yang terkandung dalam noken itu sendiri. Tak hanya sekedar tas tradisional asli buatan Mama-mama Papua, tapi Noken merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua. "Perempuan yang sudah bisa membuat noken dianggap sudah dewasa, sedangkan yang belum bisa membuat noken dianggap sebaliknya," jelasnya.

UNESCO sendiri telah menetapkan bahwa Noken  sebagai salah satu warisan leluhur dan budaya dunia pada 4 Desember 2012. Sejak saat itu tas rajutan asli tanah Papua ini banyak dikenal oleh msayarakat luas dunia, bahkan para kontingen Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 berburu noken tidak hanya sekedar buat pengganti tas saja, lebih dari itu.

Pembuatannya pun sudah beragam seiring dengan trend jaman sehingga berburu noken tak hanya sekdar memperkenalkan budaya asli Papua namun bisa melestarikan budaya leluhur. Mengenal lebih dekat kegunaan noken Papua yang jadi doodle Google ini tidak hanya digunakan untuk membawa barang dagangan atau belanja saja seperti sayur, buah dan u,bi-umbian ke pasar.

Bagi masyarakat pedalaman Papua, noken biasanya juga digunakan untuk membawa bayi, ternak, ubi, sayur, dan pakaian. Sedangkan bagi intelektual Papua, noken digunakan untuk menyimpan buku atau membawa notebook ke kampus. Seiring perkembangan jaman, noken juga dipakai saat menghadiri pesta, baik pesta kelahiran, pesta pernikahan, pesta kematian, maupun pesta adat lainnya.

Noken juga bisa dijadikan sebagai alat tukar beberapa suku yang bermukim di pegunungan tengan Papua, dengan jumlah tertentu, noken bisa menjadi alat yang sesuai untuk menukar seokor babi. Noken adalah identitas masyarakat Papua. Di dalam noken bisa untuk mengisi semua kebutuhan seperti hasil bumi, harta benda, juga sebagai gendongan bayi.

Semua itu ada dalam noken. Beraneka ragam bentuk noken menunjukan beraneka ragam suku di Papua, setiap noken mempunyai ciri khas berbeda tergantung asal pembuatannya dari suku apa. Salah satu contohnya adalah sebuah noken dari bagian selatan Papua yang diberi gantungan bulu kasuari untuk menunjukan ciri khasnya, dan masih banyak lagi.

Harga dari noken itu pun bervariasi, bentuk dan ragamnya pun juga sangat menentukan harga seiring dengan tingkat kesulitannya dan waktu berbulan bulan untuk bisa membuat satu noken saja. Karena pembuatan sebuah noken membutuhkan waktu yang panjang seiring dengan angka kesulitannya dan bahan membuat harga tas tradisional asal Papua ini harganya sangat mahal mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta.

Seperti contoh noken asal suku Dani di Lembah Baliem yang bahannya terbuat dari bungan serat anggrek hitam itu harganya bisa mencapai belasan juta seiring dengan lamanya pembuatan seiring tingkat kerumitan dan bahan yang didapat dari hutan. Untuk bisa mendapatkan anggrek dengan kualitas bagus harus berjalan jauh ke tengah hutan rimba dan butuh perjuangan keras, hal ini yang membuat noken yang terbuat dari bungan anggrek harganya sangat mahal sekali.

Noken sendiri tidak berbahan tekstil, praktis memanfaat serat tanaman yang ada disekitar. Tanaman yang dinilai menghasilkan serat yang bagus diantaranya adalah melinjo (Gnetum gnemon), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), dan anggrek (Diplocaulobium regale). Serat pohon yang menjadi bahan utama pembuatan noken diperoleh dengan cara memukul kulit kayu. Kulit kayu yang telah dipukul itu lalu dianginkan hingga kering.   Setelah itu, serat dari kulit kayu itu dipintal dan dirajut.

Beda pembuatan noken di selatan Papua dengan yang ada di Pegunungan Bintang. Masayarakat disana memanfaatkan bahan baku noken dari delapan spesies tumbuhan yakni Cypholophus gjelleripii, Cypholophus vaccinioides, Ficus arfakensis, Ficus comitis, Ficus dammaropis, Goniothalamus spp., Pipturus argenteus, dan Myristica spp.

Banyak cara yang digunakan untuk menjual noken, biasanya mama penjual noken menggantung sejumlah karya noken pada seutas tali. Mama penjual noken menjual noken di pinggir jalan protokol atau di depan pusat perbelanjaan. Kini, bahkan Noken juga mudah dijumpai di marketplace.(ks-5)

 

Komentar