Gelar Digitalk, BPDPKS Ajak Millenial Ikut Sebarkan Informasi Positif Tentang Industri Sawit Nasional

Salah satu lokasi perkebunan sawit di Indonesia. BPDPKS menggelar Digitalk tentang industri sawit nasional untuk kalangan milenial.


KANALSATU - Maraknya kampanye negatif terhadap komoditas sawit yang muncul secara terus menerus dengan isu-isu yang berubah-ubah menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri sawit dalam negeri untuk terus membagikan data dan fakta positif terkait perkembangan sawit di Indonesia. Oleh karena itu dukungan dari masyarakat luas masih terus menjadi pekerjaan rumah bagi industri sawit nasional untuk dapat tanpil menjadi ‘tuan rumah’ di negerinya sendiri.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai salah satu tokoh utama dalam ekosistem sawit nasional terus berupaya mendekatkan industri sawit dengan masyarakat. Terutama pada kalangan milenial.

Apalagi di Indonesia jumlah penduduk usia milenial hingga 2018 mencapai 88 juta jiwa, atau mencapai 33,75 persen dari total populasi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan data tersebut, maka dapat dipastikan bahwa kelompok usia 17 – 39 tahun itu merupakan generasi terbanyak pada periode bonus demografi tahun 2020 - 2030.

Memilih fokus pada pasar generasi muda, BPDPKS kembali menggelar kegiatan Digital Talk Show (Digitalk) untuk memfasilitasi kalangan millennial agar dapat mengenal industri sawit secara lebih lengkap dan komprehensif.

"Dengan kondisi tersebut generasi milenial dapat menjadi medium penyebarluasan informasi yang cukup efektif di dalam negeri. Termasuk juga terkait informasi tentang industri sawit nasional," kata Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrahman ketika dihubungi Senin (29/6/2020).

Eddy mengatakan salah satu karakteristik khas yang melekat pada generasi millennial, diantaranya adalah kedekatannya dengan dunia digital. Selain itu, generasi milenial juga ditandai dengan kemampuannya mengakses informasi dalam jumlah banyak pada waktu yang relatif singkat. Interaksi komunikasi antar generasi milenial sangat intens dengan penggunaan sarana komunikasi yang beragam.

Setelah digelar untuk Kota Medan, Sumatera Utara, pada awal bulan, kini BPDPKS memilih wilayah Kalimantan sebagai sasaran berikutnya. Meski digelar secara virtual, namun BPDPKS tetap membatasi wilayah kepesertaan dengan harapan dapat lebih fokus dalam menyampaikan data dan fakta terkait perkembangan industri sawit di Indonesia.

Selanjutnya, event akan terus digelar untuk berbagai kota lain secara bergantian, sehingga dapat menyapa lebih banyak lagi kalangan milenial di berbagai kota di Indonesia.

Dengan menggelar rangkaian acara ini, BPDPKS berharap dapat turut mendorong generasi millennial Indonesia untuk semakin mengenal dan lalu bangga terhadap keberadaan industri sawit sebagai salah satu kekuatan utama Indonesia dalam hal pemanfaatan energi di masa mendatang, dan sekaligus bargaining position di tengah interaksinya di dunia internasional. (KS-5)
Komentar