Wagub Jatim : Dai Milenial Urgen untuk menjaga Ketentraman Hidup Bernegara

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak saat sedang melakukan dialog via daring dalam acara Dialog Da’i Milenial bertajuk “Peran Dai Milenial Dalam Menjaga Pancasila dan Meminimalisasi Terorisme” pada Sabtu (27/6/2020).

SURABAYA : Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyatakan keberadaan serta kehadiran kalangan Da’i Milenial di era globalisasi ini sangat dibutuhkan mengingat perannya bisa berfungsi dalam menjaga ketentraman hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Pernyataan Wagub Jatim itu disampaikan sebagai pengantar  dalam acara Dialog Da’i Milenial bertajuk “Peran Dai Milenial Dalam Menjaga Pancasila dan Meminimalisasi Terorisme”.

Acara yang dilakukan secara daring atau Zoom Meeting itu digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) kerja bareng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pemprov Jatim pada Sabtu (27/06/2020). Acara tersebut dilaksanakan pada pukul 12.30 WIB hingga selesai.

“Keberadaan kalangan ustad, kyai atau da’i milenial saat ini sangat dibutuhkan dengan semakin derasnya arus informasi, maka peran besar para dai milenial itu menjadi sangat urgen guna menjaga ketentraman hidup di bawah naungan NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Emil dalam diskusi Dialog Da’i Milenial tersebut.

Secara khusus Wagub Jatim memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara dialog via daring yang digagas FKPT Jatim tersebut.

“Acara ini sangat bermakna, apalagi digelar di bulan Juni yang bertepatan dengan kelahiran Pancasila. Pemprov Jatim akan terus mendukung acara-acara FKPT Jatim yang bernilai positif dalam mencegah tindak radikalisme dan kekerasan itu,” kata Wagub

Ketua Umum PW NU Jatim, KH Marzuki Mustamar menegaskan peran dai milenial harus memberi teladan soal menjadi Muslim yang baik. “Selain itu Dai Milenial juga dituntut memiliki kesadaran dan tanggung jawab menjaga keamanan, keutuhan dan keharmonisan negara Indonesia,” kata KH Marzuki.

Saad Ibrahim selaku Ketua PW Muhammadiyah Jatim menyampaikan pesan bagi dai dalam menjaga Pancasila dan meminimalisasi radikalisme. “Hendaknya para dai milenial bisa melakukan dakwah dengan menggunakan teknologi modern khususnya fasilitas medsos [media sosial] mengingat sekarang eranya teknologi digital,” ungkap Saad. 

Ketua FKPT Jatim, Hesti Armiwulan menyatakan bahwa meski dalam kondisi pandemi Covid-19, pihaknya tetap melaksanakan amanah yang diemban yaitu melakukan berbagai program sebagai upaya pencegahan Radikalisme di Jatim, sehingga diharapkan melalui sinergitas berbagai stakeholders dan partisipasi dari berbagai pihak secara postitif dengan mengedepankan kearifan lokal, agar dapat menjaga Jatim tetap aman damai dan Sejahtera.

“Semua personil FKPT Jatim tetap beraktivitas sesuai dengan tugas dan fungsinya, meski disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. Sejumlah aktivitas via daring telah dilakukan beberapa kali termasuk dengan BNPT. Intinya kewaspadaan dalam menghadapi kemungkinan ancaman tindak kekerasan dan radikalisme tidak boleh kendor,” kata Hesti pada acara Dialog Da’i Milenial tersebut.

Kabid Agama, Sosbud FKPT Jatim,  Muhammad Arifin yang bertindak selaku narasumber menyatakan peran da’i sangat urgen dalam menjaga Pancasila dan meminimalisasi paham radikal yang menjurus pada aksi-aksi terror, mengingat da’i memiliki tugas yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

“Sebagai wujud dari pengamalan sila ketiga dalam Pancasila, yaitu ‘Persatuan Indonesia’, maka seorang da’I hendaknya dalam setiap ceramahnya bisa melahirkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan,” ungkap Arifin.

Secara khusus, Arifin menyoroti islam datang untuk mengajak umat manusia agar saling asih, mencintai, menyayangi, dan melarang untuk saling berpecah belah.

“Para da’i diharapkan bisa berperan aktif dalam ikut serta memutus rantai radikalisme. yang perlu kita ketahui bahwa terjadinya gerakan teroris itu melalui proses. berawal dari intoleran menjadi radikal dan berakhir menjadi teroris.

Dalam acara dialog itu bertindak selaku :

·         Moderator  : Sekretaris FKPT Jawa Timur Dra Faridatul Hanum S Kom i,

·         Keynote Speaker : Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak Msc,

·         Sambutan : PW Muhammadiyah Jawa Timur Dr H Saad Ibrahim MA,

·         Sambutan : PW NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar MAg,

·         NaraSumber : Kabid Agama Sosial Budaya FKPT Jatim Ust Muhammad Arifin SAg MAg, Sekum KDK MUI Jatim Ust Akhmad Muwafik Saleh Ssos MSi.

Kabid Humas dan Media FKPT Jatim, Yuristiarso Hidayat menambahkan pada Selasa mendatang (30/6/2020) akan diadakan lagi diskusi via daring kembali yang merupakan kerja bareng FKPT Jatim, BNPT, BNN, LDK PW Muhammadiyah Jatim yang melibatkan Dai Komunitas Se-Jawa-Bali.

“Acara via daring ini terkait peringatan HANI [Hari Anti Narkoba Internasional] 2020 dengan tema Peran Dai dalam Mencegah Bahaya Narkoba dan Terorisme yang melibatkan sejumlah tokoh,” ungkapnya. (f7)

Komentar