MTQ dan Islam Wasathiyyah
Sambutan Presiden Joko Widodo di Pembukaan MTQ ke-26 di Mataram
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin, wassalatu wassalamu ‘ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du.
Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,
Yang saya hormati Sekjen Rabithah Alam Islami Yang Mulia Prof. Abdullah Abdul Muhsin al-Turki,
Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja serta para Duta Besar negara-negara sahabat,
Yang saya hormati para Gubernur, Bupati, Wali Kota utamanya tuan rumah Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Wali Kota Mataram, seluruh jajaran TNI dan Polri,
Yang saya hormati para alim ulama, para tokoh masyarakat, tokoh agama,
Yang saya hormati, yang saya banggakan, para kalifah peserta MTQ Tingkat Nasional dari seluruh Indonesia,
Hadirin-hadirat sekalian yang saya muliakan.
Pertama-pertama, kepada para tamu dari mancanegara yang mengikuti Konferensi Internasional Islam Wasathiyyah, selamat datang di Indonesia. Negeri indah yang memiliki ribuan pulau, negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, negeri demokratis terbesar ketiga di dunia.
Pertama-tama, marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya kita dapat menghadiri Pembukaan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) Nasional ke-26 Tahun 2016 dan Konferensi Internasional Islam Wasathiyyah. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, insya Allah termasuk kita semuanya hingga akhir zaman.
Hadirin-hadirat sekalian yang saya hormati,
Saya memiliki harapan MTQ yang telah membudaya di tengah masyarakat kita, selain berkembang dari segi syiar dan kualitas penyelenggaraannya, juga dapat mewarnai wajah umat Islam dan bangsa Indonesia. MTQ Nasional harus mampu membumikan Al Quran sehingga lebih dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat kita.
Tujuan dan makna kegiatan MTQ, prestasi adalah yang utama. Namun yang lebih utama lagi adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana membumikan Al Quran. Harus menjadikan Al Quran sebagai nafas kita, sebagai pegangan hidup kita yang hakiki dan sebagai kepribadian kita.
Sekarang ini, masih banyak orang yang mudah mencela, mudah mengumpat, mudah merendahkan orang lain, mudah mengejek, mudah menjelek-jelekkan orang lain, sopan santun diabaikan. Tapi yang hadir di sini tidak ada yang seperti ini. Ungkapan-ungkapan pedas, ujaran kebencian yang asal bunyi, bertebaran luar biasa khususnya di ranah media sosial. Ungkapan-ungkapan tersebut semakin menghebat terutama ketika terjadi kontestasi politik, seperti pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan wali kota, dan pemilihan presiden, serta pemilihan anggota legislatif. Kandidat lain tidak lagi dilihat sebagai sahabat, sebagai teman, sebagai partner, tetapi dilihat sebagai musuh yang harus dihabisi. Mereka seakan lupa bahwa ada api yang menunggu mereka, yang menyala-nyala, yang membakar sampai ke hati.
Selain itu, saya berharap agar hakikat, makna, dan tujuan MTQ kita pegang teguh sehingga Al Quran benar-benar kita resapi, benar-benar kita hayati, benar-benar kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena ketika kita menggaungkan Al Quran maka sebenarnya kita sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kesalehan sosial, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, mengutamakan pembelaan pada yang fakir, mengutamakan pembelaan pada yang miskin. Bukan nilai-nilai keserakahan seperti mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
Hadirin-hadirat sekalian yang berbahagia,
Sudah saatnya Indonesia menjadi sumber pemikiran Islam dunia, menjadi sumber pembelajaran Islam dunia. Negara-negara lain harus juga melihat dan belajar Islam dari Indonesia karena Islam di Indonesia sudah seperti resep obat yang paten yaitu Islam wasathiyyah, Islam moderat. Sedangkan kalau kita lihat negara-negara lain masih mencari-cari formulanya.
Oleh sebab itu, saya sudah mengeluarkan Perpres (Peraturan Presiden) tentang Pendirian Universitas Islam Internasional. Harapan saya, universitas ini akan menjadi sumber ilmu, sumber kajian-kajian Islam, sumber cahaya moral Islam, dan benteng bagi tegaknya nilai-nilai Islam yang berkeseimbangan (tawazun), Islam yang toleran (tasamuh), dan Islam yang egaliter, yang musawah.
Hadirin sekalian,
Seperti sejuknya hati kita sekalian melafalkan Al Quran, kita pun ingin kehidupan berbangsa dan bernegara juga sejuk, damai, dan indah. Mari kita jaga kebersamaan kita dalam berbangsa dan bernegara. Mari kita jaga optimisme kita dalam menghadapi tantangan-tantangan yang semakin sulit, terutama tantangan global. Jadikan MTQ Nasional dan Konferensi Internasional Islam Wasathiyyah sebagai stimulan untuk meningkatkan penghayatan kecintaan dan pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
Akhirnya, dengan memohon ridha Allah SWT dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Nasional ke-26 dan Konferensi Internasional Islam Wasathiyyah di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat saya nyatakan resmi dibuka.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Humas Setkab)