PTPN XI Pastikan Kecukupan dan Kualitas BBT




KANALSATU - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI memastikan kecukupan dan kualitas Bahan Baku Tebu (BBT) untuk musim giling 2019/2020.

"Setelah melihat langsung HGU Jolondoro dan HGU SPADA yang dikelola PG Semboro serta HGU di PG Djatiroto, kami yakin bahwa kualitas dan produktivitas lahan masih prima baik untuk giling saat ini maupun persiapan tahun giling 20/21 nanti," kata Direktur PTPN XI Dwi Satriyo Annurogo saat
melakukan kunjungan kebun khususnya HGU yang dimiliki pabrik gula Semboro dan Djatiroto Kamis (9/7) dan Jumat (10/7/2020).

Dalam kunjungan kali ini Dwi memastikan bahan baku yang berasal dari HGU lebih terjamin kualitasnya, yakni masak (maturity) dan segar.

"BBT yang berasal dari HGU berada dalam kontrol penuh kita, penataan varietas hingga pengelolaan tebang muat angkut tergantung kita, sehingga hasilnya pun seharusnya terjaga. Kualitas tebangan yang memenuhi unsur MBS yakni manis bersih dan segar sudah menjadi brand kita. Ayo jadikan HGU sebagai etalase PTPN XI, sehingga bukan hanya menjadi teladan bagi petani dalam pengelolaan lahan tetapi juga bisa mendukung pencapaian produksi, " ujar Dwi lebih lanjut.

Selanjutnya Dwi menekankan pada penanganan pasca tebang. Yakni pada kegiatan muat dan angkut hingga proses giling yang harus dilakukan pada waktu singkat sehingga tidak merusak potensi rendemen tebu tersebut.

General Manajer PG Djatiroto, Kristanto menambahkan saat ini sudah ada empat kebun yang sudah ditebang dengan protas 200 ton per hektarnya, diantaranya afdeling Dawuhan dan Genitri Lor.

Aplikasi Pemupukan Kebun dengan SUFA dan Drone

Pemenuhan unsur hara yang diperlukan oleh tebu menjadi perhatian Direktur PTPN XI dalam kunjungan tersebut. Beberapa lahan di Semboro dan Djatiroto menggunakan metode mekanisasi dalam pengolahan lahannya.

"Hara dalam tanah harus kita jaga melalui pemupukan yang terkontrol serta pengelolaan kebun harus sesuai dengan dengan kebutuhan tanaman tebu sehingga protasnya baik. Tentunya ada peran Puslit dalam pemberian rekomendasi pemupukan sesuai analisa tanah dan rekom varietas sesuai peta kesesuaian varietas. Implementasinya di lapangan dikawal QA (Quality Asurance) on farm. Beberapa kebun untuk tahun giling 19/20 yang sudah ditebang tempo hari dilaporkan protas mencapai 200 ton per hektar, hal ini akan ditularkan ke kebun lainnya," jelas Dwi.

PTPN XI menggunakan traktor yang dimodifikasi dengan Subsoiler Fertilizer Aplication (SUFA) serta drone yang dikendalikan dari darat untuk melakukan pemupukan di hamparan lahan HGU.

"Mekanisasi pengolahan kami menggunakan SUFA untuk memupuk karena memiliki kelebihan diantaranya pemupukan homogen seluruh lahan dengan dosis tepat, sasaran tanaman tepat, kecepatan atau kapasitas pemupukan cepat, dan yang paling penting pupuk terbenam ke tanah sehingga mengurangi lossis karena evaporasi dan run off. Sedangkan drone digunakan untuk untuk aplikasi pupuk daun, herbisida atau zat pemacu kemasakan. Lebih efektif dan efisien dalam aplikasinya terutama di lahan hamparan," urainya kemudian.

Sedangkan untuk metode pembibitan yang digunakan di kedua PG tersebut mayoritas menggunakan sistem Singgle Bud Planting (SBP) yaitu pengelolaan benih dengan menanam benih satu mata atau sering disebut sebagai new Rayungan. "Beberapa keunggulan SBP yaitu potensi produksi per hektar realitif besar karena jumlah anakan lebih banyak bila dibanding dengan bagal konvensional, potensi rendemen tinggi karena homogenitas tinggi, lahan yang dibutuhkan untuk pembenihan juga lebih efisien serta kepastian tumbuh lebih tinggi. Disetiap pabrik gula kita siapkan pembenihan SBP," terangnya

Selain itu, untuk kerjasama pengelolaan daduk atau istilah yang sering dipakai adalah Sugar Cane Top masih terus berlanjut. Bahan baku berasal dari kebun terdekat dan dilakukan proses pengebalan. Instalasi pengolahan STC menjadi salah satu tempat yang dikunjungi Direktur selain kebun.

"Masih kami lanjutkan, prospek ekonomis cukup tinggi. Meskipun demikian tidak semua daduk di kebun kita ambil, sisanya untuk menjaga unsur hara di kebun.kapasitas mesin pengolahan 780 bal per mesin, total ada tiga mesin yang dioperasikan. Berat per bal kurang lebih 15 hingga 20 kilogram," terang Dwi.

Daduk dalam realisasinya di lahan merupakan serasah dan sering dibuang oleh pengelola lahan karena bila berlebih akan menghambat pertumbuhan tebu.

Sebelumnya Direktur PTPN XI Dwi Satriyo Annurogo bersama direksi PT Nusantara Sebelas Medika menyapa karyawan yang terpapar virus covid19 melalui aplikasi daring zoom. Setidaknya empat karyawan PTPN XI terpapar covid19 dan dirawat di rumah sakit milik PT Nusantara Sebelas Medika.

"Kami harapkan rekan-rekan tetap bersemangat dan optimis untuk segera sembuh dan dapat beraktivitas normal kembali. Tentu kita ingat salah satu motivator yang jadi penyintas Covid19 beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa kita harus terus bahagia agar imun kita juga meningkat sehingga bisa segera sembuh. Diharapkan rekan-rekan meski ada perasaan jenuh karena beberapa lama di rawat untuk bisa semangat terus, kami mencoba berinteraksi untuk memberi semangat dan perhatian meskipun melalui vidcon bisa berdampak positif bagi rekan-rekan," tutur Dwi Satriyo Annurogo.

Pihaknya menyatakan akan lebih ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan ditempat kerja,baik di Kantor, pabrik maupun aktivitas kebun. Untuk meminimalisasi kejenuhan pasien, PT Nusantara Sebelas Medika memiliki agenda aktivitas bagi mereka yang dirawat.

"Kami mencoba mengagendakan kegiatan sehingga teman kita yang dirawat tidak jenuh dan ada aktivitas selama perawatan. Yang kita coba hindari adalah perasaan bosan ditempat perawatan, karena masa perawatan yang butuh beberapa hari. Temen-temen yang dirawat terkategori sebagai OTG atau orang tanpa gejala dan terpapar di lingkungan tempat tinggalnya. Tiga RS kami menjadi rujukan Covid19 sehingga kami lebih ketat dalam menjalankan protokol kesehatan," ungkap Lestari Direktur Utama PT Nusantara Sebelas Medika, Flora Pudji.

PT Nusantara Sebelas Medika mengelola empat rumah sakit di Jawa Timur, tiga diantaranya ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Covid19 yakni RS Elizabeth Situbondo, RS Djatiroto Lumajang dan RS Lavalette Malang. Sedangkan RS Wonolangan Probolinggo meski tidak mendapat penugasan sebagai rumah sakit rujukan tetap dipersiapkan untuk merawat pasien Covid19. (KS-5)
Komentar