BI Prediksi Devisa Hasil Ekspor Jatim Meningkat

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Difi Ahmad Johansyah


KANALSATU - Bank Indonesia Jawa Timur memprediksi Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Jawa Timur (Jatim) berpotensi meningkat. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun 2020, yakni antara 5,3-5,8 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Difi Ahmad Johansyah mengatakan, kondisi ekspor Jatim saat ini masih punya banyak potensi yang dikembangkan, salah satunya dari hasil produksi UMKM. Ia menyebut, hingga Oktober 2019 DHE mencapai rerata 94,83 persen dari nilai ekspor, dengan kontribusi terbesar DHE dari ekspor Jatim yang menjadi sumber utama pasokan valas Indonesia.

"Jatim masih menjadi yang paling unggul dalam hal kontribusi ini. Semoga ke depannya semakin bisa tumbuh," katanya di Surabaya, Selasa (15/1/2020).

BI, kata dia, mendorong pelaporan DHE dan ditukarnya DHE ke dalam mata uang rupiah.

Difi mengatakan, BI juga menyarankan agar pengusaha semakin gemar menggunakan mata uang lain selain dolar AS (USD). "Pengusaha bisa menggunakan mata uang lain, semisal Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB), sebab saat ini sudah ada 24 bank yang ditunjuk sebagai Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD), sehingga transaksi akan semakin mudah," katanya.

Ia mencatat, sejauh ini sudah ada 12 eksporter dan tujuh importer yang memanfaatkan Local Currency Settlement (LCS) ini. Sebagian importer pengguna MYR serta sisanya pengguna THB.

Sementara itu, ada lima eksporter pengguna MYR dan dua eksporter pengguna THB.

"Semoga semakin banyak pengusaha kita yang menggunakan LCS ini, sehingga ketergantungan terhadap USD bisa berkurang," katanya.

Di sisi lain, Difi juga menyarankan agar pengusaha selalu melakukan lindung nilai (hedging). "Pemenuhan transaksi hedging di Jatim sendiri sudah di atas 95 persen sepanjang tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan pengusaha semakin peka terhadap kemungkinan volatilitas nilai tukar," tuturnya. (KS-5)
Komentar