Keberpihakan, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Era Gus Dur



KANALSATU - Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau yang biasa disebut Gus Dur menorehkan catatan tersendiri dalam dunia ekonomi di Indonesia. Kebijakannya di bidang ini dirasa mampu mengangkat kembali perekonomian negara yang sempat terpuruk.

Pada masa kepemimpinannya, 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001 kebijakan ekonomi yang dijalankan Gus Dur mengusung semangat keberpihakan. Bagaimana rakyat bisa senang dan hidup bahagia.

"Esensi ekonomi Gus Dur adalah keberpihakan. Ekonomi bukan hanya soal hitung- menghitung. Saat itu Gus Dur berpesan kepada saya, yang penting rakyat senang. Bagaimanapun caranya kamu harus membuat rakyat senang, bahagia,” ujar Pengamat Ekonomi Rizal Ramli dalam acara “Halaqah Ekonomi” yang digelar oleh Pecinta Gus Dur, di Surabaya, Rabu (16/2019). Pada saat kepemimpinan Gus Dur, Rizal Ramli sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian serta Menteri Keuangan tersebut.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa ada beberapa langkah strategis yang dilakukan Gus Dur untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebelumnya pernah mencapai minus 3 hingga kembali positif sebesar 5 persen dalam waktu 21 bulan.

"Pertama dengan menaikkan gaji Pegawai Negeri. Sepanjang masa kepemimpinannya selama 21 bulan, gaji Pegawai negeri naik dua kali dengan besaran hingga 125 persen,” terangnya.

Dengan kenaikan tersebut maka daya beli mereka menjadi naik. Bahkan 95 persen dari total gaji dibelanjakan hingga akhirnya ekonomi menjadi kembali bergerak lebih cepat.

Disaat yang sama, Gus Dur juga mengambil kebijakan untuk membebaskan bunga utang bagi petani dan pengusaha Mikro Kecil Menengah. "Banyak petani, pengusaha UMKM karena tingginya bunga yang ditetapkan hingga mencapai 80 persen," ujarnya.

Maka pemerintahan Gus Dur memutuskan untuk menghapus bunga kredit petani atau UMKM. Mereka hanya perlu membayar pokok kreditnya saja.

“Mereka itu orang kecil, walaupun dikejar-kejar untuk membayar mereka pasti tidak akan bisa karena bunga terlalu tinggi. Maka solusinya harus dilakukan penghapusan bunga. Dan akhirnya petani bisa kembali memenuhi tanggungannya, bisa kembali mendapat kredit dan bisa kembali bertanam,” terang Rizal

Sementara untuk bunga real estate atau perumahan dilakukan pemangkasan, dari 80 persen menjadi 30 persen agar sektor perumahan kembali bergairah. “Sebab real estate ini kan kepala. Jika real estate naik maka sektor lain akan ikut terdongkrak naik,” lanjutnya.

Dan yang tidak kalah penting, Gus Dur juga berupaya menaikkan ekspor hingga dua kali lipat dan melakukan stabilisasi harga beras sepanjang masa pemerintahannya.

Dengan berbagai langkah strategi yang dilakukan, maka Gus Dur berhasil mengembalikan laju ekonomi Indonesia. "Bahkan di akhir masa kepemimpinannya, ekonomi Indonesia mampu melesat hingga mendekati 5 persen," pungkasnya. (KS-5)


Komentar