Surabaya Targetkan Pemerataan pada Imunisasi Difteri Tahap Dua

Kepala Perwakilan Unicef Pulau Jawa, Arie Rukmantara bersama siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya yang sedang mendapat imunisasi difteri di Surabaya, Selasa (31/7/2018).

KANALSATU - Memasuki putaran kedua imunisasi difteri, Dinas Kesehatan Surabaya mengejar pemerataan jangkauan sasaran imunisasi. Pelibatan dari berbagai pihak dilakukan, termasuk lembaga pendidikan yang memiliki banyak siswa.

Target 100 persen cakupan pun dicanangkan. Keterlibatan masyarakat secara aktif menjadi poin kunci untuk menambah cakupan di berbagai wilayah yang ada di Kota Pahlawan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr Mira Novia mengatakan, proyeksi untuk imunisasi difteri putaran kedua kali ini adalah 753.498 anak usia 1-19 tahun. Sedangkan sasaran riilnya mencapai 758.904 anak.

”Memang ada dua data, sasaran riil dan proyeksi. Sasaran riil memang lebih besar daripada proyeksi. Jika proyeksi merupakan data dari BPS, maka sasaran riil adalah yang kita temui di lapangan. Putaran kedua ini nanti akan berlangsung hingga akhir Agustus. Semoga bisa 100 persen karena pada putaran pertama di Surabaya ini sebenarnya sudah mencapai 101,99 persen,” ujar Mira saat sosialisasi imunisasi difteri di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Selasa (31/7/2018).

Meskipun secara keseluruhan sudah bisa lebih dari 100 persen, namun masih ada beberapa wilayah di Kota Surabaya yang jika dilihat dari angka proyeksi, belum sepenuhnya terimunisasi. Karena itu pada tahap ini Dinkes Surabaya memfokuskan sosialisasi di lokasi-lokasi yang pada putaran pertama belum mencapai 100 persen. Misalnya di daerah Surabaya utara dan wilayah yang berbatasan dengan kabupaten lain.

Ia mengakui, sampai saat ini memang masih ada sebagian masyarakat yang menolak diimunisasi meskipun persentasinya sangat kecil. Untuk itu, pihaknya bekerjasama dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan agar mau ikut mensosialisasikan imunisasi difteri ini. Sedangkan untuk usia 18-19 tahun yang umumnya sudah menjadi mahasiswa, Dinkes Surabaya menggandeng universitas-universitas agar mau menyelenggarakan pelaksanaan imunisasi difteri di kampusnya.

Kepala Perwakilan Unicef Pulau Jawa, Arie Rukmantara menambahkan pada pelaksanaan imunisasi difteri tahap kedua ini ada beberapa pesan penting yang ingin disampaikan. Pertama, bahwa imunisasi adalah hak anak. ”Bahwa untuk menjadi kota layak anak tidak hanya soal infrastruktur, pendidikan, termasuk juga soal imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi juga menjadi satu syarat kota layak anak,” kata Arie.

Senada dengan Dinkes Surabaya, fokus pada fase kedua adalah pemerataan. ”Di Surabaya ini, kalau minta target 100 persen pasti tercapai. Tapi bagaimana bisa merata, tidak ada anak yang ketinggalan saat pelaksanaan imunisasi. Misalnya saja anak-anak yang sakit, bepergian, memiliki kebutuhan khusus, homeschooling atau anak yang di bawah asuhan institusi,” ujarnya.

Jika pada putaran kedua ini bisa bisa mencapai 100 persen, Arie yakin pada 1-2 tahun mendatang Surabaya sudah bisa menyatakan dirinya sebagai kota bebas difteri.

Sementara itu Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah 4 Surabaya M. Syaikhul Islam menambahkan, sekolah terus berupaya mengajak orang tua untuk memahami pentingnya imunisasi difteri ini. ”Kami ingin membangun kultur hidup sehat. Salah satunya melalui imunisasi ini,” ujar Syaikhul.

Pada tahap awal, 38 siswa kelas 5 B SD Muhammadiyah 4 Surabaya menjalani imunisasi difteri di sekolahnya. Dengan tertib, satu persatu siswa masuk ke ruang UKS untuk mendapatkan suntikan imunisasi difteri dari petugas Puskesmas Pucang Sewu setelah sebelumnya dipastikan suhu tubuhnya normal. Meskipun sebagian mengaku takut, namun tidak ada siswa yang menangis atau menolak. (KS-5)

Komentar