MRI Gandeng UM Kembangkan Teknologi Pengolahan Limbah

Direktur Utama MRI Arief Goenadibrata (kiri), Komisaris Utama MRI Indra Winarno (tengah) dan Rektor UM Prof AH. Rofi'uddin seusai penandatanganan MoU antara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM dengan MRI, Senin (16/7/2018).

KANALSATU - PT Molindo Raya Industrial (MRI) menggandeng Universitas Negeri Malang (UM) terkait riset pengolahan dan pemanfaatan limbah. Kerjasama ini sekaligus menjadi bukti komitmen produsen ethanol di wilayah Kabupaten Malang ini untuk menjadi perusahaan berwawasan dan ramah lingkungan.

” Riset dititikberatkan pada proses teknologi industri alkohol, gula, ataupun asam organik, dan teknologi pengolahan limbah, MoU ini akan berlaku selama tiga tahun. Dimana tujuan riset ini untuk membangun kerjasama saling menguntungkan dalam rangka peningkatan pemanfaatan hasil produksi dan limbah Molindo,” jelas Direktur MRI, Arief Goenadibrata di Malang, Senin (16/7/2018).

Ia mengatakan, sejauh ini limbah yang diproduksi MRI cukup besar,mencapai 1,2 juta liter per hari. Limbah tersebut kemudian diolah menjadi ethanol, CO2 dan pupuk organik.

Tetapi sebenarnya masih banyak yang bisa dikembangkan dari sisa hasil produksi tersebut, seperti pakan ternak, pakan ikan dan karbon untuk menyimpan energi sebagai pengganti AKI.

Lebih lanjut Arief mengatakan bahwa sejak awal pendiri dan pengelola perusahaan sangat peduli lingkungan. Perusahaan yang kini berusia 53 tahun dengan bisnis pengelolaan limbah yang berlokasi di Lawang Malang itu kini juga membangun komitmen perusahaan yang bersifat green manufacturing. ”Di satu sisi kami tingkatkan efisiensi material dan energi pada proses produksi. Sisi lain kami juga meminimalkan kerusakan lingkungan hingga titik nol,” jelas Arief.

Dalam hal pengelolaan limbah, MRI juga cukup serius. Tahun 2009 lalu, perusahaan yang kini menghasilkan ethanol 80 juta liter per tahun itu membuat green house seluas tiga hektar. Di lahan itu lah dilakukan pengeringan limbah secara natural yang kemudian dicampur dengan bahan lain untuk dijadikan pupuk organik.

Merasa belum cukup dengan pengelolaan limbah yang sudah terlaksana, MRI memutuskan untuk meningkatkan tantangan di sisi pengelolaan limbah, yaitu pengelolaan limbah vinasse cair . Limbah vinasse cair yang dihasilkan MRI ke depan akan diolah  menjadi sumber energi listrik dengan mesin boiler  vinasse dari teknologi India. Proses pembangunan boiler vinasse tengah berlangsung dan ditargetkan akan  beroperasi pada awal 2019.

”Listrik dari hasil vinasse boiler ini mampu menghasilkan 56 ton uap yang akan dikonversi menjadi 4,9 MW listrik. Dimana akan lebih dari cukup untuk untuk memenuhi kebutuhan operasional pabrik yang saat ini sekitar 4,5 MW,” jelasnya.

Disinggung mengenai kerjasamanya dengan UM, Arief menuturkan bahwa sebelumnya pihaknya telah melakukan kerjasama dengan beberapa universitas lain baik di Malang maupun Surabaya. ”Tetapi di UM ini laboratoriumnya paling lengkap. Tetapi kami tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan Universitas yang lain,” tambahnya.

Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. AH. ROfi’uddin menambahkan bahwa kerjasama ini sebenarnya telah dilakukan sejak 2013 dan penandatanganan ini sebagai upaya formalitas dari kerjasama tersebut.

Salah satu apresiasi positif dari hasil MRI mengelola perusahaan berwawasan lingkungan yakni diraihnya penghargaan dari Majalah Swa. MRI menjadi industri terbaik nomor dua dalam ajang Indonesia Green Company Award 2018 yang penghargaannya baru diterima 11 Juli 2018 lalu.
(KS-5

Komentar