Segera miliki pembangkit listrik, ekonomi di Madura diharapkan segera bangkit

Deputy Manager Perencanaan PLN UIP JBTB II, Kasirun (kanan) bersama Ketua CSR PLN UIP JBTB II, M Guritno Prakosa (kiri) saat pemaparan kepada wartawan dalam Media Gathering UIP JBTB II di Sumenep, Selasa (28/11/2017).

KANALSATU – Pulau Madura akan segera memiliki pembangkit. PT PLN Unit Induk Pembangunan  Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) II akan membangun  pembangkit listrik tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 400 MW di Tanjung  Saronggi, Sumenep.

Dengan dibangunnya PLTGU tersebut diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. ”Harapannya bisa meningkatkan kemandirian dan keandalan pasokan listrik di Madura sehingga tidak tergantung pasokan dari Jawa. Dengan adanya pembangkit listrik sendiri diharapkan bisa menarik investor sehinga perekonomian di wilayah ini bisa bangkit,” kata Deputy Manager Perencanaan PLN UIP JBTB II, Kasirun saat media gathering di Sumenep, Selasa (28/11/2017).

Pemilihan penggunaan bahan bakar gas karena Sumenep memiliki potensi gas yang cukup banyak dan Tanjung Saronggi menjadi salah satu daerah di Sumenep yang banyak menghasilkan gas  sehingga memudahkan untuk operasional pembangkit.

Alasan lain dibangunnya pembangkit yang akan dimulai pada awal 2019 dan diperkirakan selesai pada 2022 ini untuk memberikan layanan maksimal kepada masyarakat Madura khususnya Sumenep yang selama ini tidak maksimal menikmati aliran listrik. Karena listrik dari gardu induk (GI) Kenjeran yang mengaliri listrik di Madura sebesar 150 kilo volt amphere (KVA) atau 285 mega watt (MW) sudah terserap hingga 130 KV di Pamekasan. Sehingga Sumenep hanya menikmati sisa yang ada.

Sampai saat ini rasio elektrifikasi di Madura baru sebesar 70 persen sementara di Sumenep sendiri 55 persen, sangat jauh dibandingkan daerah lainnya. Namun dari tahun ke tahun Madura mengalami pertumbuhan  sebesar 7,2 persen per tahun.

Sehingga diprediksi pada 2022 mendatang beban puncak liatrik di Madura mencapai 278 MW dari 185 MW beban puncak saat ini. ”2022 kapasitas yang ada sudah tidak bisa memenuhinya kalau hanya mengandalkan yang ada sekarang. Karenanya kita mulai sekarang bangun pembangkit itu sehingga 2022 bisa memenuhi kebutuhan itu,” jelasnya.

Sehingga dengan adanya pembangkit inj diharapkan Madura sudah tidak butuh suplai listrik dari Jawa. Namun, PLN UIP JBTB II mengaku masih tetap mempertahankan jaringan kabel bawah jembatan Suramadu untuk dikombinasikan dengan PLTGU Sumenep. Sehingga sisa listrik yang ada bisa diekspor ke daerah lain. “Madura bukan lagi jadi pengimpor listrik tapi sudah jadi pengekspor,” tandas Kasirun.

Untuk menyukseskan proyek ini, PLN UIP JBTB II memprediksi akan menelan biaya Rp 4 5 triliun termasuk pembebasan lahan. Untuk mendapatkan dana sebanyak itu PLN UIP JBTB II kata Kasirun ada beberapa skema yaitu pinjaman luar negeri dan pinjaman dari bank-bank BUMN.

Dana sebesar itu, kata Kasirun nantinya akan membiayai seluruh proyek yang ada. ”Tentunya proyek ini akan dilelang. Kita akan berikan spesifikasi pengerjaannya nanti pemenang lelang yang akan mengaplikasikannya. Teknologinya ya tentunya disesuaikan dengan si pemenang lelang, bisa dari Jepang, Korea atau lainnya,” jelas Kasirun.
(KS-5)

Komentar