Pemprov Jatim gelontorkan pinjaman lunak untuk Gapoktan

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo

KANALSATU - Pemprov Jatim akan menggelontorkan pinjaman lunak sebesar Rp 100 miliar untuk gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Jawa Timur. Dana tersebut diberikan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah kepada para petani di Jatim.

Gubernur Jatim, Soekarwo mengatakan, program nilai tambah bagi petani ini telah masuk program prioritas Pemprov Jatim, di luar pengentasan kemiskinan, serta peningkatan SDM (sumber daya manusia). Harapannya kesejahteraan petani lebih meningkat dan disparitas di Jatim teratasi.

”Konsepnya sengaja kami ubah. Kalau dulu berupa subsidi dan sekarang berupa pinjaman dengan bunga murah 6 persen. Ini sudah kami coba, ternyata berhasil. Sebab, bisa memberi keuntungan kepada petani hingga 66 persen. Kalau model subsidi, hanya 26 persen saja,”ungkap Gubernur Jatim Soekarwo, Jumat (13/10/2017).

Dengan dana pinjaman tersebut kepada Gapoktan,  tidak hanya mampu menanam saja. Tetapi juga sukses mengolah hasil tanam mereka menjadi barang jadi. Misalnya petani kopi, mereka tidak lagi menjual hasil panen dalam bentuk mentah. Tetapi sudah disangrai dan dikemas.

”Hasilnya jauh lebih menguntungkan daripada dijual mentah. Karena itu, model baru ini akan kami coba terus. Tidak hanya untuk petani kopi. Tetapi juga petani padi, jagung dan kakau,” ujar Pak De Karwo-  sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo.

Untuk mendukung program tersebut, para petani juga dibelikan mesin pengolah, seperti penggilingan padi, alat pemanas hingga mesin packaging. ”Jadi kalau panen tidak perlu lagi dijemur dilantai. Tetapi cukup dipanaskan dengan mesin,” tuturnya.

Sebagai pilot project, Pak De Karwo telah menunjuk tiga wilayah di Jatim. Masing-masing Kabupaten Jombang, Mojokerto dan Nganjuk.  ”Masa tanam November nanti akan kami mulai. Begitu selesai dan berjalan bagus, akan berganti ke wilayah lain,”paparnya.

Sebab, banyak beberapa daerah di Jatim yang tertarik dengan konsep pembiayaan petani seperti itu. di antaranya adalah Blitar, Trenggalek, Madiun dan Kediri. ”Begitu mendengar ada program untuk nilai tambah petani. Semua berebut. Tetapi karena dana terbatas maka harus bertahap,” ujar Pakde Karwo.

Tidak hanya bagi petani sawah, program pinjaman lunak ini juga berlaku untuk para petambak dan nelayan. ”Visinya adalah Agro Maritim. Maka, petambak da nelayan juga menjadi sasaran. Dengan dana itu, mereka bisa mengolah ikan hasil ternak menjadi tepung atau sejenisnya,” tutur Soekarwo.

Untuk memudahkan kontrol dan pengawasan, Pemprov Jatim lanjut Soekarwo telah menunjuk BRI Unit Desa di masing-masing wilayah. Melalui bank inilah nantinya dana pinjaman lunak akan dicairkan, termasuk juga proses pembayaran angsuran. ”Semua infrastruktur sudah siap, tinggal jalan saja,” ungkap Soekarwo.
 (KMF/ KS-5)

Komentar