Wamen ESDM Arcandra Tahar resmikan Lapangan BD HCML

Produksi puncak diharapkan tercapai di awal 2018

KANALSATU - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) resmi mengoperasikan lapangan BD, Rabu (20/9/2017). Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengapresiasi HCML dan seluruh pihak terkait atas selesainya proyek ini.

”Produksi proyek ini turut berkontribusi pada peningkatan produksi migas nasional,” kata Wamen ESDM Arcandra Tahar. Peresmian ditandai dengan pemecahan kendi di Floating Production Storage and Offloading (FPSO) Karapan Armada Sterling III, yang berada di lepas Pantai Kabupaten Sampang, Madura.

Produksi puncak Lapangan BD sebesar 100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 7.000 barel kondensat per hari. Penyaluran gas ke PT PGN (Persero) dimulai pada tanggal 26 Juli 2017. Gas tersebut oleh PGN dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan industri di Jawa Timur.

Saat ini penyerapan gas berkisar 30-40 MMSCFD dan kondensat sebesar 3.000 barel per hari. ”Produksi akan meningkat secara bertahap. Diharapkan awal 2018 produksi puncak tercapai,” kata  Arcandra.

Berdasarkan perkembangan terakhir, pembeli gas Lapangan BD adalah PT Inti Alasindo Energy sebesar 40 MMSCFD dan PT PGN (Persero) sebesar 60 MMSCFD. Untuk PT Inti Alasindo Energy bekerjasama dengan Pertagas sebagai transporter untuk menyalurkan gas lapangan BD kepada para end user.

”Semoga dengan disalurkannya gas ini ke pembeli domestik secara tidak langsung dapat membantu mengangkat perekonomian daerah,” kata Arcandra.

Pemerintah, katanya, berkomitmen untuk membuat iklim investasi yang kondusif, salah satunya merevisi peraturan menteri ESDM mengenai Gross Split, untuk menggantikan skema cost recovery yang selama ini berjalan. Harapannya, skema kebijakan baru ini bisa lebih mengefisienkan bisnis hulu migas di Indonesia. Realisasi proyek hulu migas juga bisa lebih cepat. ”Dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah sangat penting,” ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah daerah diharapkan dapat membantu mempercepat izin yang dikeluarkan dan tidak mengeluarkan peraturan yang tidak memiliki nilai tambah untuk.industri hulu migas.

General Manager HCML, Huang Chunlin berharap tambahan produksi gas dan kondensat dari lapangan BD ini bisa membantu memperkuat ketersediaan energi nasional. ”Termasuk mempercepat laju pembangunan di Jawa Timur dan Indonesia,” tutur Huang.

Pengoperasian Lapangan BD merupakan bagian dari implementasi semangat SKK Migas yang mendorong industri hulu migas menjadi  penggerak perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sementara Bupati Sampang, Fadillah Budiono menambahkan sektor hulu migas mesti bisa memberikan manfaat bagi rakyat di daerah. ”Kami siap memberikan dukungan penuh agar operasi berjalan lancar,” katanya.

HCML merupakan Kontraktor KKS wilayah kerja (WK) Madura Strait yang dalam operasinya berada dalam pengawasan dan pengendalian SKK Migas. Lapangan BD, yang merupakan bagian dari WK Madura Strait, terletak di lepas pantai Selat Madura, Jawa Timur, 65 kilometer sebelah timur Surabaya dan 16 kilometer sebelah selatan Pulau Madura.

Sumur-sumur gas Madura-BD berada di sekitar areal Kepulauan Mandangin, lepas pantai Selat Madura. Lapangan tersebut diharapkan akan menghasilkan 442 miliar kaki kubik dan 18,7 juta barel kondesat selama 13 tahun. Lapangan BD memiliki 4 sumur produksi.

Gas dari sumur ditransportasi melalui pipa bawah laut menuju FPSO (Floating Production Storage and Offloading). Gas dikirim dari FPSO melalui pipa 16 inchi sepanjang + 52 km ke GMS (Gas Metering Station) milik HCML  yang selanjutnya dikirimkan kepada para pembeli gas.

Dalam pengembangan Lapangan BD, HCML menggunakan anjungan lepas pantai (offshore platform) produksi PT PAL yang berpusat di Surabaya. Ini merupakan wujud komitmen HCML dalam mendukung usaha SKK Migas untuk terus meningkatkan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan mendukung perkuatan industri nasional dalam kegiatan operasinya. (KS-5)

    

 

Komentar