Libur panjang, ekspor impor Jatim alami penurunan

KANALSATU – Libur panjang selama Lebaran berpengaruh terhadap kegiatan perdagangan dan industri di Jawa Timur. Akibatnya, ekspor dan impor pun mengalami penurunan.

”Karena banyak libur jelang Lebaran hingga setelah Lebaran, perdagangan dan industri mengurangi kegiatannya,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono saat menyampaikan Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS Jatim, Senin (17/7/17).

Dari data yang disampaikan BPS, nilai ekspor Jatim pada Bulan Juni 2017 mencapai 1.372,60 juta dolar AS atau turun 18,39 persen dibanding ekspor Bulan Mei 2017 yang mencapai 1.681,84 juta dolar AS. Sedangkan nilai impor mencapai 1.596,04 juta dolar AS, turun 18,68 persen dibandingkan impor bulan sebelumnya yang mencapai 1.962, 70 juta dolar AS.

Selama Bulan Juni 2017, ekspor non migas Jatim didominasi oleh perhiasan /permata dengan nilai 192,35 uta dolar AS diikuti tembaga sebesar 111,99 juta dolar AS serta kayu dan barang dari kayu sebesar 89,84 juta dolar AS. Kemudian diikuti ikan dan udang sebesar 88,04 juta dolar AS.

Negara tujuan ekspor produk non migas Jatim Bulan Juni 2017 yang terbesar adalah Jepang dengan nilai ekspor mencapai 227,63 juta dolar AS, diikuti Amerika Serikat dengan nilai 168,62 juta dolar AS dan Tiongkok sebesar 122,76 juta dolar AS.

”Sedangkan untuk negara ASEAN tujuan ekspor komoditi non migas utama Jatim adalah Malaysia, diikuti Singapura, Thailand, serta Vietnam,” ujar Teguh. Sementara untuk negara Uni Eropa, ekspor produk Jatim utamanya ditujukan ke Belanda, Jerman dan Italia.

Teguh memaparkan, selama Bulan Juni 2017 impor non migas Jatim didominasi oleh kapal laut dengan nilai 146,85 juta dolar AS, berikutnya adalah mesin-mesin/peralatan mekanik sebesar 113,90 juta dollar AS, besi dan baja sebesar 102,56 juta dolar AS, sayuran sebesar 94,33 juta dolar AS dan bungkil industri makanan sebesar 89, 85 juta dolar AS.

”Jika dilihat negara asal impor barang, Tiongkok merupakan negara pemasok barang impor non migas Jatim terbesar dengan nilai 365,33 juta dolar AS, diikuti Jerman senilai 168,22 juta dolar AS dan Amerika Serikat senilai 112,04 juta dolar AS,” tutur Teguh. Untuk negara ASEAN asal barang impor non migas terbesar adalah Singapura, Thailand dan Malaysia.

Sedangkan untuk negara Uni Eropa asal barang terbesar adalah Jerman diikuti Italia. (ks-5)
 

Komentar