Migas Penunjang Ekonomi Nasional

KANALSATU – SKK Migas terus melakukan upaya sosialisasi langsung maupun tak langsung kepada masyarakat Jawa Timur terkait industri dan bisnis hulu Minyak dan Gas (Migas). Tujuannya, agar masyarakat, khususnya pelajar, bisa memahami dan mengerti potensi besar migas yang terkandung di bumi Jatim ini.

Sebagai upaya mengenalkan masyarakat lebih dekat terhadap migas dan proses produksinya yang butuh teknologi dan modal besar, SKK Migas pun turut hadir dalam pameran Jatim Fair 2018. Pameran bergengsi tahunan yang menghadirkan berbagai potensi Jawa Timur ini diharapkan mampu menjadi salah satu media yang mempertemukan antara masyarakat Jatim dengan SKK Migas.

"Kondisi ekonomi yang kondusif, harga barang yang terjangkau serta fasilitas energi yang memadai di Jatim telah membuat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Semester pertama ini saja ekonomi Jatim tumbuh 5,52 persen," ujar H Soekarwo, Gubenur Jatim, yang hadir dalam pembukaan Jatim Fair 2018, di Convention Hall Grand City Surabaya, Selasa (9/10/2018).

Hal tersebut dibenarkan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukito, yang membuka Jatim Fair 2018. Dia berharap ekonomi di Jatim akan menjadi story sukses bagi daerah lainnya.

Ali Masyhar, Kepala SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) membenarkan jika migas merupakan objek vital negara yang bersifat strategis karena migas adalah kebutuhan yang menjadi hajat hidup orang banyak. Tanpa energi, pemerintah tidak mampu melakukan pembangunan secara maksimal. Begitu juga dunia bisnis tergantung pada pasokan energi yang cukup, sehingga pasokan migas yang memadai juga menjamin ketahanan sebuah negara.

"Memang ada negara yang tak punya dan membeli energi dari negara lain. Tetapi Indonesia merupakan negara yang beruntung, karena masih memiliki sumber migas. Sehingga tak membeli migas secara keseluruhan ke luar negeri," ucap Ali Masyhar, saat ditemui di stand SKK Migas di Jatim Fair 2018.

Dikatakan, ada perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang memiliki Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas Wilayah Jabanusa, 14 diantaranya berada di wilayah Jawa Timur dan sisanya berada di wilayah Jawa Tengah. KKKS tersebut sudah berstatus eksplorasi (produksi) yakni perusahaan tersebut telah menghasilkan minyak mentah serta gas alam. Bahkan salah satunya menjadi penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia, yakni Exxonmobil Cepu Limited di Cepu dengan produksi rerata 205 ribu Barel Oil per Day (BOPD) hingga 210 ribu BOPD.

"Jatim menyumbang 30 persen pasokan migas nasional sehingga ini menjadikan Jatim sangat ekonomis untuk dijadikan tempat usaha," terang Ali.

Sadar begitu pentingnya peranan Jatim terhadap keberlangsungan pasokan migas nasional, SKK Migas pun sengaja mengundang puluhan siswa mulai dari tingkatan SMP hingga SMA di Jatim dan mengalokasikan waktu khusus bagi siswa untuk "belajar" migas di booth SKK Migas Wilayah Jabanusa pada acara Jatim Fair 2018.

Tak hanya siswa saja, di sore harinya, masyarakat umum yang datang ke pameran pun diajak mengetahui seluk beluk migas serta aksi sosial dalam bentuk CSR perusahaan KKKS yang sudah dilakukan dalam membantu perekonomian masyarakat sekitar daerah operasi hulu migas.

"Di sini siswa dikenalkan bagaimana pentingnya migas serta cara mencari migas mulai dari eksplorasi hingga eksploitasinya hingga menghasilkan minyak dan gas. Sedikitnya setiap hari selama sepekan berpameran di Jatim Fair 2018 ini kami undang 30 siswa untuk datang, kami juga mempersilahkan masyarakat yang masih penasaran atau ingin mengetahui lebih jauh tentang kegiatan usaha hulu migas untuk datang ke booth kami di Jatim Fair 2018 ini,." katanya.

Dan di booth ini juga kami setiap hari memberikan tenant khusus untuk para UMKM binaan KKKS. Karena ada 16 perusahaan KKKS maka kami buat bergantian untuk menampilkan binaannya, sehari akan ada 2 UKM binaan KKKS yang berpameran di booth SKK Migas Jabanusa ini," tandas Ali Masyhar.(ksc)
Komentar