KANALSATU - Setidaknya dapat award meski timnas nya tidak maju ke babak puncak Piala Dunia 2018 di Rusia. Jumlah suporter yang datang dari jauh itu dengan jumlah sangat banyak, selalu bersemangat menyanyikan lagu Contigo Perú, sebagai dukungan kepada tim kesayangannya.
Ketika ditugaskan untuk menulis Contigo Perú pada tahun 1977, komposer Peru Augusto Polo Campos tidak dapat membayangkan bahwa 41 tahun kemudian legiun rekan-rekannya akan menyanyikannya dengan air mata dan cinta dengan puncak suara mereka di stadion sepak bola dari Rusia pada Piala Dunia 2018.
Nyanyian lagu itu dikenal luas di Peru sebagai lagu kebangsaan kedua mereka, lagu pengabdian abadi ke tanah air mereka berdering keras di Saransk, Ekaterinburg dan Sochi di Piala Dunia FIFA 2018, Rusia. Karena itu, mereka, ribuan (40.000 lebih) suporter yang telah terbang sejauh 14.000 km lebih itu, yang datang dengan penuh semangat, telah mendapatkan penghargaan dari FIFA, yakni FIFA Fan Award 2018. Sayangnya bagi mereka, tim Ricardo Gareca tidak dapat maju melampaui fase grup.*
Ketika ditugaskan untuk menulis Contigo Perú pada tahun 1977, komposer Peru Augusto Polo Campos tidak dapat membayangkan bahwa 41 tahun kemudian legiun rekan-rekannya akan menyanyikannya dengan air mata dan cinta dengan puncak suara mereka di stadion sepak bola dari Rusia pada Piala Dunia 2018.
Nyanyian lagu itu dikenal luas di Peru sebagai lagu kebangsaan kedua mereka, lagu pengabdian abadi ke tanah air mereka berdering keras di Saransk, Ekaterinburg dan Sochi di Piala Dunia FIFA 2018, Rusia. Karena itu, mereka, ribuan (40.000 lebih) suporter yang telah terbang sejauh 14.000 km lebih itu, yang datang dengan penuh semangat, telah mendapatkan penghargaan dari FIFA, yakni FIFA Fan Award 2018. Sayangnya bagi mereka, tim Ricardo Gareca tidak dapat maju melampaui fase grup.*